Apa yang dimaksud Komunitas Belajar ? Pengertian Komunitas belajar disini diartikan sekelompok GTK yang belajar bersama, berkolaborasi secara terjadwal dan berkelanjutan dengan tujuan yang jelas serta terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar murid.
Komunitas belajar sangat
penting karena komunitas belajar menjadi wadah untuk merealisasikan terjadinya
kolaborasi antar GTK. GTK dapat belajar bersama (tidak terisolasi), dan
bersepakat bahwa pendidikan semua murid adalah tanggung jawab kolektif. Dengan
adanya komunitas belajar, ketimpangan kompetensi antar GTK, khususnya guru
dapat diminimalisir, sehingga murid memperoleh pengalaman belajar dengan
kualitas yang sama siapapun pendidiknya. Selain itu, semua guru memiliki
kesempatan untuk belajar, dan hasil belajar dalam komunitas dapat segera
dipraktikkan di kelas masing-masing untuk memfasilitasi pembelajaran yang
berkualitas dan meningkatkan hasil belajar murid.
Komunitas belajar
menempatkan fokusnya pada pembelajaran murid, membudayakan kolaborasi dan tanggung
jawab kolektif, serta berorientasi pada data hasil belajar murid. Ketiga fokus
ini merupakan Tiga Ide Besar dalam menjalankan komunitas belajar (Dufour, 2020)
adalah sebagai berikut.
1 Fokus pada pembelajaran
murid
Tujuan
utama dari penyelenggaraan satuan pendidikan ada lah untuk memastikan setiap
murid terlibat da lam proses pembelajaran yang berkualitas. Tidak cukup sekadar
belajar, tetapi bagaimana murid dapat belajar sampai tingkat capaian tertinggi.
Pencapaian tertinggi bagi kemampuan murid merupakan sesuatu ya ng perlu
diupayakan, sehingga GTK juga dituntut untuk terus belajar. Penting bagi GTK di
satuan pendidikan untuk bersama-sama membuat struktur belajar yang melekat
sebagai bagian dari aktivitas rutin. Oleh karena itu, untuk memastikan murid
memperoleh pembelajaran yang berkualitas,
1.
Apa yang kita harapkan untuk murid belajar
2.
Bagaimana kita tahu bahwa setiap murid telah belajar hal tersebut?
3.
Bagaimana respon kita jika ada murid yang tidak belajar?
4.
Bagaimana kita akan memperkaya pembelajaran untuk murid yang sudah mahir?
Keempat
pertanyaan kunci dapat diubah sesuaikan dengan kebutuhan komunitas sehingga
lebih mudah memandu diskusi namun, inti pertanyaan tetap harus seputar murid
2. Membangun budaya
kolaborasi dan komitmen bersama
Kegiatan
pembelajaran di satuan pendidikan a kan lebih optimal jika GTK dapat
berkolaborasi dengan GTK lainnya. Kolaboras i ini diciptakan untuk menghadirkan
suasana belajar bersama, yang di dalamnya ada rasa saling tergantung satu sama
la in, serta kesadaran bahwa proses pembelajaran dan keberhasilan seorang murid
merupakan tanggung jawa b bagi semua GTK. GTK menyepakati komitmen bersama
untuk meningkatkan kualitas pembelaja ran murid dan bertanggung jawab pada
seluruh murid di satuan pendidikan (tidak hanya pada murid yang ada di
kelasnya).
3. Berorientasi pada hasil
belajar murid
Hasil
belajar murid perlu diketahui oleh GTK dengan cara mengumpulkan bukti berupa
hasil asesmen murid yang digunakan sebagai dasar pada seluruh proses belajar dalam
komunitas. Peningkatan hasil belajar murid bisa dilihat dengan membandingkan
bukti berupa hasil asesmen murid sebelum dan setelah dilakukan intervensi dalam
sebuah siklus tertutup sebagai berikut:
REFLEKSI
AWAL -> PERENCANAAN -> IMPLEMENTASI -> EVALUASI dan kembali Ke
REFLEKSI
Siklus
belajar dalam komunitas belajar menunjukkan bahwa kegiatan belajar dalam
komunitas merupakan proses utuh dan berkelanjutan mulai dari refleksi awal
sampai kembali lagi ke refleksi awal. Siklus ini memastikan hasil belajar dalam
komunitas diimplementasikan dalam pembelajaran, dan refleksi dari implementasi
pembelajaran menjadi bahan pembicaraan dalam komunitas agar terjadi perbaikan
pembelajaran.
Komunitas
belajar dalam sekolah terdiri atas sekelompok guru mata pelajaran, atau guru
kelas, atau lintas kelas/lintas mata pelaja ran atau tenaga kependidikan atau
guru bersama tenaga kependidikan. Penjelasan komunitas belajar dalam sekolah
pada panduan ini akan berfokus pada komunitas belajar guru mata
pelajaran/kelas/lintas, belum pada tenaga kependidikan sekolah.
Di
tahap awal membangun komunitas belaja r dalam sekolah, disarankan melakukan
langkah-langkah sederhana tetapi bermakna. Penjelasan dari setiap langkah
diuraikan sebagai berikut.
a). Membentuk
tim kecil
Kepala
sekolah mengawali komunitas belajar dalam sekolah dengan membentuk tim kecil
yang akan membantu kepala sekolah merealisasikan jalannya komunitas belajar
dalam sekolah. Tim ini terdiri atas tim manajemen dan guru yang memiliki
potensi menggerakkan rekan sesama guru, memiliki komitmen tinggi, dan
keterampilan dalam memfasilitasi kegiatan komunitas belajar.
b) Telaah
data hasil belajar murid
Kepala
sekolah bersama dengan tim kecil melakukan telah data hasil belajar murid
dengan mencermati dan merefleksikan rapor pendidikan, dan hasil belajar murid
lainnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi belajar murid
sebagai dasar penentuan fokus dan prioritas belajar guru disatuan pendidikan
tersebut.
3.
Melakukan sosialisasi dan penguatan tentang pentingnya komunitas belajar kepada
seluruh warga sekolah,membuat komitmen bersama, dan menyepakat itata nilai
Strategi
sosialisasi dan penguatan menyesuaikan dengan konteks sekolah masing-masing,
khususnya jumlah GTK di sekolah tersebut. Misalnya, jika jumlahnya tidak
banyak, maka kepala sekolah bersama tim kecil dapat langsung melakukan
penguatan secara langsung dengan semua GTK. Namun,jika jumlah GTK banyak, tim
kecil dapat melakukan penguatan di timnya masing-masing.
Setelah
memahami pentingnya komunitas belajar dalam sekolah bagi pendidik, peningkatan
kualitas pembelajaran murid dan pencapaian visi sekolah, kepala sekolah bersama
seluruh GTK membuat komitmen bersama dan tata nilai dalam menjalankan komunitas
belajar. Komitmen dan tata nilai sangat pentinq karena akan digunakan sebagai
acuan GTK dalam berperilaku ketika belajar dalam komunitas.
4.
Memasukkan jam efektif guru di sekolah
Belajar
bersama di luar jam kerja terkesan memberatkan guru. Memasukkan minimall jam
belajar di komunitas sebagai bagian dari jam kerja guru di sekolah, diharapkan
menumbuhkan kesadaran bahwa belajar merupakan bagian dari pekerjaan seorang
guru, dan tidak bisa dipisahkan dari mengajar. Dengan adanya rutinitas ini,
akan tumbuh pembiasaan guru untuk berdiskusi di komunitas belajar yang berpusat
pada pembelajaran murid sehingga tercipta budaya belajar di dalam satuan
pendidikan. Bagi sekolah yang ingin menambahkan kegiatan belajar dalam
komunitas di luar jam kerja guru, diserahkan kepada kebijakan pihak sekolah
masing-masing.
5.
Merealisasikan Belajar Bersama dan Berbagi Praktik dan Menciptakan lingkungan
belajar yang ramah guru
Setelah
guru memahami pentingnya belajar di komunitas dan menyepakati komitmen bersama
serta tata nilai dalam menjalankan komunitas belajar, segera lakukan belajar
bersama di dalam komunitas. Kepala sekolah bersama tim kecil merumuskan
pengelompokkan komunitas belajar dalam sekolah sesuai dengan kebutuhan satuan
pendidikan. Komunitas belajar dapat dikelompokkan dalam mata pelajaran, kelas,
dan lintas mata pelajaran/kelas.
Setiap
guru akan dapat belajar secara maksimal jika lingkungan belajarnya mendukung
pembelajaran mereka. Setiap guru mendapatkan hak untuk berpendapat dan
didengarkan pendapatnya dengan baik oleh anggota lainnya. Di dalam komunitas belajar
diciptakan rasa saling membutuhkan antar guru. Dengan belajar bersama, pekerjaan
mereka akan semakin ringan. Guru dapat meningkatkan pemahaman mereka dan dapat
menjalankan peran mereka secara lebih baik.
Untuk
menciptakan lingkungan belajar yang ramah guru, kepala sekolah bersama tim
dapat melakukan berbagai strategi untuk menciptakan komunitas belajar yang
ramah guru. Ragam strategi yang dapat dilakukan antara lain: selalu
mengingatkan nilai-nilai yang telah disepakati pada pertemuan-pertemuan
komunitas belajar; memberikan umpan balik secara santun dan membangun pada guru
yang belum mengimplementasikan nilaiyang disepakati; tim kecil dan kepala
sekolah menjadi role model {contoh) dalam mengimplementasikan nilai yang
disepakati; membuka ruang untuk guru menyampaikan keresahannya; dan
mendiskusikan secara terbuka dengan anggota komunitas bagaimana aktivitas di
komunitas belajar bisa lebih nyaman untuk guru. Anggota tim kecil juga berperan
mengamati interaksi antar guru dan merasakan suasana dan dinamika belajar guru.
Hasil pengamatan disampaikan dan didiskusikan bersama di komunitas tim kecil
untuk merumuskan langkah perbaikan lingkungan belajar yang ramah guru.
Selanjutnya hasil diskusi disampaikan ke kepala sekolah.
Guru belajar di dalam
komunitas belajar menggunakan siklus inkuiri sebagai acuan mereka untuk belajar
secara berkelanjutan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan murid di sekolah.
Adapun siklus yang digunakan pada panduan ini yaitu refleksi awal, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Berikut elaborasi dari setiap tahapan siklus.
Komunitas Belajar dalam
sekolah dan Komunitas belajar antar sekolah
Komunitas belajar dalam
sekolah merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kompetensi guru.
Strategi peningkatan kompetensi guru di dalam satuan pendidikan dapat juga dilakukan
melalui In-House Training {IHT), workshop, pendampingan, mentoring, coaching,
dan lainnya. Sedangkan Komunitas belajar antar sekolah merupakan sekelompok GTK
dari berbagai sekolah yang belajar dan berkolabo rasi untuk meningkatkan hasil
belajar murid. Wujud komunitas ini dapat berupa PKG (dan gugus di PAUD), MGMP,
MGBK, KKG, MKKS, KKS, MKPS, komunitas belajar organic dan lainnya.
Sama halnya dengan komunitas
belajar dalam sekolah, komunitas belajar antarsekolah yang berfokus pada
pembelajaran murid diharapkan dapat mengelola komunitas belajarnya dalam siklus
inkuiri, yaitu refleksi awal untuk mengidentif ikasi kebutuhan belajar di dalam
komunitas, perencanaan bersama, implementasi, serta evaluasi hasil
implementasi.
a) Refleksi Awal
Pada
tahap ini, dilakukan asesmen kebutuhan belajar GTK. GTK dapat menyampaikan
kebutuhan belajar mereka berdasarkan permasalahan murid yang dihadapi di
sekolah maupun kebutuhan belajar prioritas dari GTK berdasarkan arah kebijakan
pendidikan didaerah tersebut. Berdasarkan hasil refleksi ini, GTK pada
komunitas belajar menentukan agenda/topik yang ingin mereka diskusikan. Mereka
juga menentukan target pencapaian komunitas belajar.
b) Perencanaan
Pada
tahap ini, komunitas belajar antar guru, misalnya dapat mengembangkan
perencanaan pembelajaran bersama ataupun membedah perencanaan pembelajaran yang
sudah ada. Kolaborasi perencanaan pembelajaran ini dapat juga dipraktikkan pada
kelas guru model, tempat mereka melakukan observasi pembelajaran. Empat
Pertanyaan Kunci dapat digunakan guru ketika mendiskusikan perencanaan
pembelajaran, yaitu (1) apakah hal iniyang kita ingin murid capai?; (2)
bagaimana kita mengetahui bahwa murid sudah mencapai hal tersebut?;(3) jika
murid belum mencapai tujuan pembelajaran apa yang akan kita lakukan?; dan (4)
jika murid sudah mencapai tujuan pembelajaran, pengayaan apayang harus kita
lakukan?. Namun, keempat pertanyaan ini tidak harus digunakansemua pada satu
sesi belajar dikomunitas.
Komunitas
belajar kepala sekolah, misalnya dapat mendiskusikan berbagai masalah kebijakan
sekolah untuk mendukung transformasi pembelajaran murid. Kepala sekolah dapat
merencanakan bersama solusi kebijakan untuk diterapkan di sekolahnya dengan
mempertimbangkan konteks masing-masing. Selain itu, kepala sekolah juga dapat
mengajukan kebutuhan belajar mereka sesuai dengan prioritas belajar kepala sekolah
di daerahnya masing-masing.
Komunitas
belajar pengawas sekolah, misalnya dapatjuga mendiskusikan permasalahan yang
mereka hadapi dalam mendampingi sekolah binaan merealisasikan pembelajaran yang
berpusat pada murid atau topik lainnya.
c) Implementasi
Setelah
melakukan kolaborasi dalam perencanaan pembelajaran bagi guru dan membuat
perencanaan kebijakan bagi kepala sekolah atau pendampingan sekolah bagi
pengawas sekolah, GTK mengimplementasikan perencanaan tersebut di sekolahnya
masing-masing. Saat terjadinya proses implementasi, GTKmelakukan asesmen
formatif atau refleksi sebagai proses untuk mengetahui perkembangan
pembelajaran murid.
d) Evaluasi
Setelah
implementasi di kelas maupun sekolah masing-masing, para GTK kembali ke
komunitas belajar untuk mendiskusikan hasil implementasi tersebut. Setiap
anggota komunitas belajar melakukan refleksi bersama tentang apa yang sudah
berjalan efektif dan apa yang berjalan kurang efektif untuk perbaikan di tahap
selanjutnya. Selain itu, apresiasi dilakukan pada capaian-capaian dan
perilaku-perilaku efektifyang sudah dilakukan oleh anggota komunitas. Durasi dalam
satu siklus belajar di komunitas antar sekolah dapat bervariasi, disesuaikan
dengan kebutuhan komunitas belajar.
Komunitas Belar Daring (Pada
Platform Merdeka Mengajar)
Komunitas belajar daring merupakan
komunitas yang terdata secara virtual yang ada di menu Komunitas di Platform Merdeka
Mengajar (PMM). Komunitas belajar daring dapat mewadahi komunitas belajar antarsekolah
untuk saling berjejaring dan berbagi informasi tanpa batasan jarak di Platform
Merdeka Mengajar. PMM mewadahi para penggerak komunitas untuk mengadakan
webinar berbagi praktik baik yang dapat diikuti oleh pengguna PMM lainnya.
Peran pemangku kepentingan
sangat penting terhadap pertumbuhan komunitas belajar. Pemangku kepentingan
yang terlibat antara lain Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah; Unit Pelaksana
Teknis (UPT) provinsi; pengawas/penilik; yayasan; mitra pembangunan di bidang
pendidikan; dan orang tua (komite sekolah). Masing-masing pemangku kepentingan
melakukan perannya dalam membantu komunitas belajar berproses dan bertumbuh
untuk meningkatkan hasil belajar murid, sebagai berikut.
1. Pemerintah Pusat
Pemerintah
pusat dalam hal ini Ditjen GTK menerbitkan panduan optimalisasi komunitas
belajar yang digunakan sebagai acuan satuan pendidikan dan pemangku kepentingan
untuk mendukung pertumbuhan komunitas belajar. Ditjen GTK juga menerbitkan
panduan peningkatan kapasitas penggerak komunitas belajar sebagai acuan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) GTK dan Diksi. Selain itu, pemerintah pusat melalui UPT
Ditjen Pauddikdasmen melakukan sosialisasi. advokasi, dan pendampingan
komunitas belajar ke pemerintah daerah.
2. Pemerintah Daerah
Dukungan
dari pemerintah daerah untuk mengoptimalkan komunitas belajar antara lain
penyusunan regulasi terkait komunitas belajar sebagai payung hukum pelaksanaan
komunitas belajar di satuan pendidikan misalnya mewajibkan komunitas belajar
dalam sekolah untuk semua satuan pendidikan di daerah, dan memasukan l (satu)
jam belajar di komunitas ke dalam jam efektif guru. Selain itu pemerintah
daerah juga dapat memberikan motivasi, serta melakukan pemantauan komunitas
belajar melalui dinas pendidikan (penilik/pengawas sekolah).
Penilik/pengawas
selain menjadi perpanjangan tangan dinas pendidikan daerah, juga terlibat
membersamai kepala satuan pendidikan. Pengawas/penilik dapat berperan sebagai
mentor, coach, fasilitator, trainer, dan/atau konsultan mendampingi kepala
satuan pendidikan untuk membangun komunitas belajar khususnya komunitas belajar
dalam sekolah
3. Yayasan
Yayasan
dapat mendukung keberadaan komunitas belajar melalui kebijakan pengelolaan
satuan pendidikan serta penganggaran. Dukungan yang dapat diberikan oleh
yayasan berupa penyusunan regulasi terkait komunitas belajar untuk
memfasilitasi pela ksanaa n komunitas belajar di satua n pendidikan yang
dikelola, misalnya mewajibkan komunitas belajar da la m sekolah dan memasuka n
minimal 1 (satu) jam belajar di komunitas dalam jam efektif guru, memberikan
motivasi, melakukan pemantauan komunitas belajar, serta memberikan sumber daya
yang diperlukan pada pelaksanaan komunitas belajar.
4. Unit Pelaksana Teknis
(UPT)
Dukungan
UPT di provinsi dapat berupa koordinasi bersama untuk melakukan sosialisasi,
advokasi, dan peningkatan kapasitas penggerak komunitas pada pemer intah daerah
sesuai dengan tusi masing-masing. Berikut adalah peran yang dilakukan UPT.
Demikian penjelasn tentang Apa yang dimaksud Komunitas belajar ? dan
bagaimana membangun komunitas belajar yang bersumber dari Buku Panduan Optimalisasi
Komunitas Belajar. Semoga ada manfaatnya
Mantap sekali informasinya, terima kasih banyak sudah berbagi info yang sangat berguna.
ReplyDelete