Logo Blog

TUGAS KULIAH DAN BELAJAR

INDONESIA RAIH 9 MEDALI DAN 1 HONORABLE MENTION DI IOAA 2015

Olimpiade Internasional Astronomi dan Astrofisika atau International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) 2015 baru saja usai. Penutupan dilakukan di Teater Sendratari Ramayana, Komplek Candi Prambanan,DI Yogyakarta Senin (3/8/2015).


Tuan rumah Indonesia menyabet 9 medali pada ajang tahunan ke-9 ini. Kesembilan medali tersebut adalah 2 medali emas, 6 perak, 1 perunggu dan 1 penghargaan Honorable Mention.



Selain itu, Indonesia juga mendapat penghargaan khusus kategori Best Observation dan Best Data Analysis.

Ada yang istimewa dari salah satu pemenang. Joandy Leonata Pratama menempatkan dirinya pada tiga posisi juara sekaligus. Ia meraih medali emas dengan ranking tertinggi dari total 11 orang. Selain itu Joandy juga mendapat penghargaan khusus pada kategori Best Observation. Tak berhenti di situ, ia juga dinobatkan sebagai The Absolute Winner


Siswa kelas XII SMA Sutomo 1 Medan, Joandy Leonata Pratama dengan perolehan nilai 101,14 poin berhasil menjadi juara International Olympiad on Astronomy and Astrophysic (IOAA). Adapun posisi kedua ditempati Amran Vasighzade Anssari dari Iran dengan perolehan nilai 100,46 dan diperingkat ketiga ditempati Chanita Tubthong dari Thailand dengan nilai 98,44.

Joandy Leonata Pratama menempatkan dirinya pada tiga posisi juara sekaligus. Ia meraih medali emas dengan ranking tertinggi dari total 11 orang. Selain itu, ia juga mendapat penghargaan khusus untuk kategori Best Observation dan The Best Data Analysis. Ia bahkan dinobatkan sebagai The Absolute Winner.

“Ini adalah sejarah baru bagi Indonesia. Karena untuk pertama kalinya kita memiliki juara astronomi dunia,” tutur Sekjen IOAA, Chatief Kunjaya. Pria yang juga WNI itu menyampaikan demikian, karena jumlah peserta olimpiade astronomi saat ini bisa mewakili keseluruhan dunia, lantaran diikuti 41 negara dengan 318 peserta.

Dalam ajang IOAA 2015 yang berlangsung di Magelang, Jawa Tengah pada 31 Juli hingga 3 Agustus 2015 ini, Iran menjadi juara umum. Negara persia itu mampu mengumpulkan 11 medali, dengan rincian 3 emas, 4 perak, dan 3 perunggu. Sedangkan di posisi kedua adalah Indonesia yang memperoleh 10 medali, dengan rincian 2 emas, 6 perak, 1 perunggu, dan satu penghargaan The Best Observational Test. dan 1 medali untuk kategori Honorable Mention. Di posisi ketiga ditempati Rusia dengan 8 medali, terdiri dari 1 emas, 2 perak, 3 perunggu, dan dua penghargaan.

Atas prestasi tersebut Chatif menyampaikan rasa bangganya terhadap anak-anak Indonesia. “Ini adalah tahun dimana kita mendapat perolehan medali terbanyak,” ujarnya.

Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Harris Iskandar menyampaikan apresiasinya terhadap prestasi Indonesia. Baik sebagai juara, maupun sebagai tuan rumah yang telah sukses menyelenggarakan acara. “Pada agenda ini kita bisa menunjukkan pada dunia bahwa bangsa Indonesia memiliki daya saing yang tinggi,” tuturnya.

Dia mengemukakan, putra putri Indonesia memiliki potensi yang hebat. Karena ada dua orang anak Indonesia yang masuk dalam sepuluh besar perolehan nilai olimpiade dunia ini. Selain menempati posisi pertama, Rafif Abdussalam berhasil menduduki peringkat ketujuh dengan nilai 92,81.


Menurut dia, jika seluruh anak di Indonesia dikelola dengan serius dalam pendidikan yang baik, mereka semua bisa menjadi generasi yang unggul. “Selain juara astronomi sekarang, kita juga sering menjadi juara olimpiade matematika, biologi, dan sebagainya,” ungkap Harris. Maka itu sudah selayaknya bangsa ini diperhitungkan dalam persaingan dunia internasional.

No comments:

Post a Comment

    Info Kurikulum Merdeka

    Info Kurikulum Merdeka
    Info Kurikulum Merdeka