Logo Blog

TUGAS KULIAH DAN BELAJAR

Makalah Manajemen Kurikulum

Contoh makalah Manajemen Pendidikan yang mengambil Tema Manajemen Kurikulum


Berikut ini Contoh makalah Manajemen Pendidikan yang mengambil Tema Manajemen Kurikulum.

 

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

lImu yang dimiliki oleh seorang manusia itu kuantitas dan kualitasnya berbeda. lmu itulah yang dapat mengangkat derajat dan kehormatan manusia. lImu dapat diperoleh di mana saja melalui proses pembelajaran. Pada proses secara umum lebih menekankan pada pendidikan. Pendidikan itu terfokus pada interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan itu dapat berlangsung secara formal seperti di sekolah atau secara informal seperti pada keluarga, pada masyarakat maupun di lingkungan.

 

Dewasa ini, ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Hal ini juga proses akan pembelajaran. Kurikulum haruslah bisa mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang setiap saat selalu berkembang. Pelaksanaan proses interaksi itu terutama di sekolah dilakukan secara berencana yaitu dengan dibuatnya kurikulum. Kurikulum adalah hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh pendidik maupun calon pendidik. Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka pelaksanaan pembelajaran di sekolah akan berlangsung dengan baik. Dalam hal ini mengetahui tentang kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik maupun peserta didik harus memahami tentang konsep dasar kurikulum, cara mengorganisasikan mengembangkan kurikulum dan melaksanakan kurikulum, dan mengembangkan kurikulum.

 

Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.

 

Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum sangatdiperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh kurikulum komponennya. Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah salah satu disiplin ilmu yang implikasinya menerapkan proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya.

 

Rumusan Masalah

·          Apa yang dimaksud dengan Manajemen Kurikulum?

·          Bagaimana konsep dasar kurikulum?

·          Apa tujuan, fungsi, prinsip-prinsip manajemen kurikulum?

·          Bagaimana ruang lingkup, proses manajemen kurikulum?

·          Apa saja faktor  pendukung dan penghambat manajemen kurikulum?

·          Apa perencenaan kurikulum, pengorganisasian kurikulum, ketatalaksanaan kurikulum?

·          Bagaimana pengembangan, manajemen pemantauan dan penilaian kurikulum?

·          Apa perbaikan kurikulum?

 

Tujuan Penulisan

·          Mengetahui defenisi manajemen kurikulum.

·          Mengetahui konsep dasar kurikulum.

·          Memahami apa tujuan, fungsi, prinsip-prinsip manajemen kurikulum.

·          Memahami apa saja faktor pendukung dan penghambat manajemen kurikulum.

·          Mengetahui perencenaan kurikulum, pengorganisasian kurikulum, ketatalaksanaan kurikulum.

·          Mengetahui pengembangan, manajemen pemantauan dan penilain.

·          Mengetahui cara perbaikan kurikulum.

 

 

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kurikulum

Manajemen berasal dari bahasa Inggris “Management” dengan kata kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol suatu urusan atau “Act Of Running and Controlling A Business” (Oxford, 2005).

 

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu jarak yang harus ditempuh. Secara sempit atau tradisional, kurikulum adalah sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah mata pelajaran yang diberikan guru pada siswa guna mendapatkan ijazah. Sedang secara modern, kurikulum adalah semua pengalaman yang diharapkan dimiliki peserta didik di bawah bimbingan guru dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar-mengajar. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.

 

Manajeman kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum agar dapat mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian saran dan visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP).

 

Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar-mengajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu.

 

Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu:

 

1.    Kurikulum Terpisah (Separated Subject Curriculum) di mana bahan pelajaran disajikan secara terpisah-pisah seolah-olah ada batas antara bidang studi dan antara bidang studi yang sama di kelas yang berbeda.

2.    Kurikulum Berhubungan (Correla ted Curriculumn) yaitu kuri kulum yang menunjukkan adanya hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain. Seperti IPS (gabungan dari mata pelajaran Sejarah Geografi, Ekonomi, Sosiologi), IPA (gabungan dari Fisika, Biologi, Kimia).

3.    Kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) yaitu kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai bidang dan didalam mata tersebut terdapat keterpaduan mata pelajaran serta menyajikan pelajaran bahan pelajaran dalam bentuk unik.

 

B. Konsep Dasar Kurikulum

Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

1.    Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan mnelalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

2.    Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang di dalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.

3.    Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.

4.    Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

 

 

C. Tujuan Manajemen Kurikulum

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin dicapai. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem menggambarkan suatu yang dicita-citakan masyarakat. Misalkan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah membentuk masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.

 

Manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk:

1.    Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan kualitas interaksi belajar-mengajar.

2.    Mengembangkan sumber daya manusia dengan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.

3.    Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.

4.    Meningkatkan kualitas belajar-mengajar di suatu pendidikan tertentu.

 

Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

1.    Kurikulum sebagai suatu ide, adalah kurikulum yang dihasilkan melalui kurikulum dan dalam bidang teori-teori dan penelitian, khususnya pendidikan.

2.    Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.

3.    Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk praktek pembelajaran.

4.    Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

 

D. Fungsi Manajemen Kurikulum

 

Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, dibawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi:

 

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah pemilihan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk (planning) atau penetapan mencapai tujuan.

 

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara Fungsi manajemen berikutnya adalah orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

 

3. Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih mnenekankan pada kegiatan yang berhubungan langsıung dengan orang-orang dalam organisasi.

Pelaksanaan tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

 

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital.

 

Menurut sumber lain, fungsi-fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut:

1.    Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, karena pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan dengan pengelolaan yang terencana.

2.    Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan.

3.    Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktivitas siswa karena adanya dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

4.    Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

 

E. Prinsip-Prinsip Manajemen Kurikulum

Terdapat 5 Prinsip-Prinsip Manajemen Kurikulum yakni:

1.    Produktivitas

Hasil yang akan iperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

 

2. Demokratis

Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.

 

3. Kooperatif

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.

 

4. Efektivitas dan Efisiensi

Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif singkat.

 

5. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum

Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber daya maupun komponen kurikulum.

 

F.  Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum

 

Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa kurikulum suatu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Studi ini tidak hanya membahas tentang dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam pendidikan.

 

Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam, maka ruang lingkugan manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:

1)    Manajemen perencanaan.

2)    Manajemen pelaksanaan kurikulum.

3)    Supervisi pelaksanaan kurikulum.

4)    Pemantauan dan penilaian kurikulum.

5)    Perbaikan kurikulum.

6)    Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.

 

Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan-tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi:

 

1. Perencanaan

Perencanaan kurikulum di bedakan menjadi dua yakni tingkat pusat dan yang dilaksanakan oleh sekolah:

 

a) Perencanaan tingkat pusat, meliputi tujuan pendidikan, bahan pelajaran. Dalam tujuan pendidikan terdapat TIU dan TIK.

b) Bahan pembelajaran, dari pusat kemudian di serahkan kepada sekolah dalam bentuk Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Perencanaan yang harus dilakukan di sekolah.

 

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kurikulum merupakan interaksi belajar-mengajar yang setidaknya melalui tiga tahap yaitu:

a) Tahap persiapan pembelajaran, adalah kegiatan yang dilakukan guru sebelum melakukan proses pembelajaran.

b) Tahap pelaksanaan pembelajaran, adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa mengenai pokok bahasan yang harus di sampaikan. Dalam tahap ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, pelajaran inti dan evaluasi.

c) Evaluasi, Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monotoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.

 

G. Proses Manajemen Kurikulum

Proses manajemen kurikulumn antara lain:

1. Manajemen perencanaan kurikulum.

 

Perencanaan kurikulumn adalah suatu proses sosial yang kompleks dan menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan untuk mendiskusikan dan mengoordinasikan proses penggunaan model-model aspek penyajian kunci.

 

Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, 'tenaga, sarana diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi kurikulum dapat disusun sebagai berikut:

a)    Bidang-bidang keilmuan yang terdiri atas ilmu-ilmu sosial, administrasi, ekonomi, komunikasi, IPA, matematika, dan lain-lain.

b)    Jenis-jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari bidang-bidang tersebut sesuai dengan tuntutan program.

c)     Tiap mata pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan atau standar kompetensi dan komptensi dasar.

d)    Tiap-tiap mata pelajaran dikembangkan dalam bentuk silabus.

 

2. Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum.

Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana.

 

Pelaksanakan kurikulum dibagi menjadi dua:

 

1) Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala sekolah, Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang akan berlangsung di sekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal pelaiaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum.

2) Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi:

a) Kegiatan dalam bidang proses belajar-mengajar.

b) Pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada di luar ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah.

c) Kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.

 

3. Manajemen pemantauan dan penilaian kurikulum

Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektivitasnya. Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu seorang yang ahli menyusun kurikulum harus memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasianya.

Pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

 

a)       Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan yang dihadapi.

b)       Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional dan loyalitas terhadap atasan.

c)        Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan, cara penggunaan media, pengadaan media, pemeliharaan media, pengadaan media, pemeliharaan dan perawatan media.

d)       Prosedur penilaian: instrumen yang dihadapi siswa, pelaksanaan penilaian, pelaporan hasil penilaian.

e)       Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan kualitas kemampuan lulusan.

 

4. Perbaikan kurikulum

Perbaikan kurikulum intinva adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitik beratkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem instruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).

 

H. Faktor Pendukung Dan Penghambat Proses Manajemen Kurikulum

Dalam kurikulum terdapat sejumlah hal yang mendukung terhadap proses manajemen kurikulum, antara lain dapat dikemukakan di bawah ini.

1)    Faktor peserta didik dalam pengembangan kurikulum karena kurikulum dikembangkan dan didesain sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik, materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.

 

2)    Faktor sosial budaya dalam manajemen kurikulum karena kurikulum disesuaikan dengan tuntunan dan tekanan serta kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda.

3)    Faktor politik dalam majemen kurikulum merupakan hal yang berpengaruh karena politik yang melandasi arah kebijakan dari pengembangan kurikulum itu sendiri.

4)    Faktor ekonomi dalam manajemen kurikulum merupakan hal memiliki pengaruh yang cukup besar karena faktor ekonomi yang dapat mengembangkan sekaligus mendorong pola pengembangan kurikulum mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah, mulai dari pelaku kebijakan sampai pada pelaku di lapangan (di sekolah-sekolah).

5)    Faktor perkembangan teknologi dalam manajemen kurikulum karena perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengembangan kurikulum disebabkan pola fakir masyarakat pun yang semakin kompleks dalam perkembangan teknologi sehingga dituntut untuk dapat melihat dan menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.

 

Hambatan-hambatan yang terjadi pada manajemen kurikulum itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari:

1)    Ketidaksinambungan dan ketidaksinergian antara pendidik yang ada di Lapangan dengan pendidik yang memberikan kebijakan di atasnya.

2)    Keterbatasan akan sarana dan prasarana.

3)    Lemahnya pengawasan guru dl lapangan yang menyebabkan tingkat kedisiplinan cukup rendah.

4)    Kualifikasi penndidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya, yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran atau penyampaian materi pelajaran.

 

I. Pengorganisasian Kurikulum

 

Pengorganisasian kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni dalam konteks manajemen dan dalam konteks akademik. Pengertian dari kata organisasi itu sendiri adalah suatu kelompok sosial yang bersifat tertutup atau terbuka dari/terhadap pihak luar, yang diatur berdasarkan aturan tertentu, yang dipimpin/diperintah oleh seseorang pimpinan atau seorang pimpinan atau seorang staf administratif, yang dapat melaksanakan bimbingan secara teratur dan bertujuan. Dalam sebuah organisasi sangat diperlukan melaksanakan proses manajemen, yakni:

a)    Organisasi perencanaan kurikulum, yang dilaksanakan oleh suatu lembaga atau tim pengembang kurikulum

b)    Organisasi dalam rangka implementasi kurikulum, baik pada tingkat daerah maupun pada tingkat sekolah atau satuan lembaga pendidikan yang melaksanakan kurikulum.

c)    Organisasi dalam tahap evaluasi kurikulum, yang melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam proses evaluasi sebuah kurikulum.

 

J. Katatalaksanaan Kurikulum

Tatalaksana kurikulum di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting diantara kegiatan-kegiatan administratif lainnya. Kurikulum dengan diiringi tatalaksana yang baik, tepat, dan cermat akan mampu membuahkan hasil pendidikan yang baik pula.

 

Memahami dan mengenal berbagai aspek administrasi pendidikan di sekolah memang merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap guru, karena di samping tugas pokoknya sebagai pendidik, guru berfungsi pula sebagai administrator yang menyangkut ketatalaksanaan kurikulum. Ketatalaksanaan kurikulum antara lain:

 

Organisasi kurikulum

1. Organisasi Kurikulum adalah pola pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Organisasi kurikulum sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian berbeda pula.

2. Struktur program kurikulum dan implikasinya dalam kegiatan administratif. Pada kurikulum 1975 kita jumpai bahwa kurikulum pada garis besarnya .terperinci dalam beberapa program pendidikan.

a) Program pendidikan umum.

Adalah program yang diberikan kepada semua siswa dan mencakup Pendidikan Moral Pancasila yang berfungsi bagi pembinaan warga negara yang baik.

b) Program pendidikan akademis.

Adalah program pendidikan yang diperlukan sebagai dasar untuk melanjutkan studi ke tingkat pendidikan selanjutnya.

c) Program pendidikan keterampilan.

Adalah program pendidikan yang dapat dipilih siswa dan ada juga yang bersifat terikat.

 

Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru, meliputi:

1. Pembagian tugas mengajar.

Pada sekolah dasar misal pembagian tugas untuk bertanggung jawab mengajar satu kelas tertentu. Sedangkan pada sekolah lanjutan yaitu tentang penempatan guru pada kelas tertentu.

2. Pembagian tugas dalam membina ekstrakurikuler.

Agar kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, UKS, koperasi, dan sebagainya dapat berjalan lancar perlu diadakan pembagian tugas diantara para guru tersebut.

3. Koordinasi persiapan mengajar.

Setiap guru wajib menyusun satuan-satuan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didiknya (persiapan mengajar) dan perlu dikoordinir oleh kepala sekolah.

 

Adapun Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar-mengajar. Kegiatan ini meliputi:

·          Penyusunan jadwal pelajaran.

·          Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu.

·          Pengisian daftar kemajuan siswa.

·          Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.

·          Laporan hasil evaluasi.

·          Kegiatan bimbingan penyuluhan

·          Menyusun kalender pendidikan.

Kalender pendidikan atau kalender akademik pada dasarnya adalah pengaturan waktu dan atau penjadwalan kegiatan di sekolah baik kurikuler maupun ekstrakurikuler serta kegiatan penunjang lainnya selama satu tahun ajaran, dengan maksud agar tercapai penggunaan waktu sekolah secara optimal dalam rangka usaha meningkatkan mutu pendidikan nasional.

·          Menyusun RPP.

RPP merupakarn unit terkecil program pengajaran yang disiapkan oleh guru sebelum proses belajar-mengajar berlangsung. Akhir-akhir ini dalam usaha pengembangan lebih lanjut dari para pemikir pendidikan, maka proses belajar-mengajar di kelas disarankan (harus) lebih mengaktifkan siswa, bukan lagi pihak guru yang aktif menyampaikan materi pelajaran.

·          Melaksanakan sistem kredit sekolah.

 

Penerapan sistem kredit dimaksudkan untuk meningkatkan tepat guna, daya guna, dan hasil guna pendidikan, yang sekaligus dikaitkan pula dengan sistem penilaian siswa. Yang dimaksud dengan "kredit" adalah ukuran satuan beban belajar siswa yang ditentukan oleh jumlah jam pelajaran tatap muka dan pekerjaan rumah per minggu persemester.

·          Menyelenggarakan evaluasi hasil belajar.

Penyelenggaraan evaluasi (penilaian) hasil belajar siswa merupakan salah satu tugas kegiatan dari tatalaksana kurikulum. Evaluasi berguna dan bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi guru tentang sejauh manatujuan instruksional  (pengajaran) telah tercapai sehingga guru dengan demikian mengetahui apakah guru masih harus memperbaiki lagi langkah yang ia tempuh dalam kegiatan mengajar.

 

K. Pengembangan Kurikulum

Pendidikan tidak akan pernah lepas akan dampak lingkungan di sekitar yang semakin hari semakin berkembang. Jika pendidikan tidak dapat mengikuti perkembangan dunia berkembang kian pesat, maka pendidikan akan jauh tertinggal dan tidak memberi manfaat relevan bagi peserta didik. Oleh sebab itu pendidikan harus ikut dikembangkan sesuai dengan perkembangan dunia saat ini. Pengembangan kurikulum menghasil kan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. (Oemar Hamalik. 2007: 183) Dikatakan oleh Prof. Dr. H Oemar hamalik, pengembangan kurikulum merupakan proses yang dinamik sehingga dapat merespon terhadap tuntutan perubahan struktural pemerintahan, perkembangan ilmu dan teknologi, maupun globalisasi. Kebijakan umum dalam pengembangan kurikulum haruslah sejalan dengan visi, misi, dan strategi pembangunan.

 

Pengembangan kurikulum adalah hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan pendidikan. Perubahan kurikulum sendiri bertujuan untuk menyiapkan siswa atau peserta didik untuk menghadapi masa sekarang maupun masa yang akan datang.

 

Kurikulum juga memiliki dasar pengembangan yang harus diperhatikan. Dasar-dasar pengembangan kurikulum dalam proses pengembangannya tersebut adalah:

1.        Kurikulum disusun untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional.

2.        Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan pendekatan kemampuan.

3.        Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan.

4.        Kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi dikembangkan atas dasar standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan

5.        Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiversifikasi sesuai dengan kebutuhan potensi dan minat peserta didik.

6.        Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan tuntutan pembangunan daerah maupun naional, serta mempertimbangkan kebtutuhan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni.

7.        Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiverifikasi sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya setempat.

8.        Kurikulum pada semua jenjang mencakup aspek spiritual keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri, keterampilan belajar, kewirausahaan, keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, pola hidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan.

 

L.  Manajemen Pemantauan Dan Penilaian Kurikulum

 

Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulumn dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan etektivitasnya. Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu seorang yang ahli menyusun kurikulum memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya.

Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk yang diperlukan mengumpulkan keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam tataran praktis,pemantatian kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

1)    Peserta didik, dengan mengidentitikasi pada cara belajar, prestasi belaiar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan yang dihadapi.

2)    Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.

3)    Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan, cara penggunaan media, pengadian media, pemeliharaan dan perawatan media.

4)    Prosedur penilaian: instrumen yang dihadapi siswa, pelaksanaan penilaian, pelaporan hasil penilaian.

5)    Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan kualitas kemampuan lulusan.

 

M. Perbaikan Kurikulum

Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis, akan tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan kurikulum Itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perkenmbangan dan pertumbuhan terus menerus.

 

Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem instruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).

 

BAB III  KESIMPULAN

Manajemen adalah secara umum sebagai mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol suatu urusan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

 

Manajeman kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum agar dapat mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian saran dan visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Buku Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah by : Nur Hamiyah, S.Pd., Muhammad Jauhar S.Pd.

 

Demikian informasi tentang Berikut ini Contoh makalah Manajemen Pendidikan yang mengambil Tema Manajemen Kurikulum. Semoga ada manfaatnya.

 



= Baca Juga =



No comments:

Post a Comment

    Info Kurikulum Merdeka

    Info Kurikulum Merdeka
    Info Kurikulum Merdeka