BAB I KONSEP INOVASI PENDIDIKAN
A.
PENDAHULUAN
Kemajuan dan
perubahan kehidupan sosial yang
serba cepat ini
merupakan tantangan dan
atau masalah dalam pendidikan. Bagaimana kita
harus menyiapkan bahkan
mampu mengembangkan anak didik agar mereka mampu menghadapi kehidupan
modern. Bagaimana kurikulum sekolah harus disusun agar rekevan dengan tantangan
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan?. Bagaimana mendayagunakan fasilitas
peralatan teknologi untuk
mengefektifkan proses belajar?.
Metodologi apa yang tepat
digunakan sesuai dengan
perubahan pola kehidupan
dewasa ini?. Masih banyak lagi permasalahan dalam bidang
pendidikan yang tidak akan pernah habis karena tantangan kehidupan yang selalu
berubah dan berkembang.
B.
PENGERTIAN INOVASI
Kata ”innovation” (bahasa
Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan (S. Wojowasito,
1972), tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi
kata Indonesia yaitu
”inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena
hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan
juga sering digunakan
untuk menterjemahkan kata
dari bahasa Inggris ”discovery” dan
”invention”. Ada juga
yang mengkaitkan antara pengertian inovasi
dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha
pembaharuan.
Untuk memperluas wawasan
serta memperjelas pengertian inovasi pendidikan, maka perlu dibicarakan
dulu tentang pengertian discovery, invention, innovation, dan
modernisasi sebelum membicarakan tentang
pengertian inovasi pendidikan
”Discovery”, ”invention”, dan
”innovation” dapat diartikan dalam bahasa Indonesia ”penemuan”, maksudnya ketiga
kata tersebut mengandung
arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu
sendiri sudah ada lama kemudian baru
diketahui atau
memang benar-benar baru
dalam arti sebelumnya
tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru itu diadakan dengan maksud untuk
mencapai tujuan tertentu.
Inovasi dapat menggunakan
diskoveri atau invensi. Untuk jelasnya marilah kita bicarakan ketiga
pengertian tersebut satu persatu.
Diskoveri (discovery)
adalah suatu penemuan sesuatu yang
sebenarnya benda atau hal
yang ditemukan itu
sudah ada, tetapi
belum diketahui orang. Misalnya
penemuan benua Amerika. Sebenarnya benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi
baru ditemukan oleh
Columbus pada tahun
1492, maka dikatakan Columbus menemukan benua
Amerika, artinya orang
Eropa yang pertama menjumpai benua Amerika.
Invensi (invention) adalah suatu
penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil
kreasi manusia. Benda
atau hal yang
ditemui itu benar-benar sebelumnya belum
ada, kemudian diadakan
dengan hasil kreasi
baru. Misalnya penemuan teori
belajar, teori pendidikan,
teknik pembuatan barang
dari plastik, mode pakaian,
dan sebagainya. Tentu
saja munculnya ide
atau kreativitas berdasarkan hasil
pengamatan, pengalaman, dari
hal-hal yang sudah
ada, tetapi wujud yang
ditemukannya benar-benar baru.
Inovasi (innovation) ialah
suatu ide, barang, kejadian,
metode yang dirasakan atau
diamati sebagai
suatu hal yang
baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat), baik itu
berupa hasil invention
maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk
mencapai tujuan tertentu
atau untuk memecahkan suatu
masalah tertentu.
Agar
memperoleh gambaran yang
lebih jelas tentang
pengertian inovasi dan juga
guna memperluas wawasan
perhatian, beberapa definisi
inovasi yang dibuat para ahli
dikemukakan di bawah ini:
1. An innovation is an
idea for accomplishing some recognition social and in a new way or for a means
of accomplishing some social (Donald P. Ely 1982, Seminar on Educational
Change).
2. An innovation is any
idea, practice, or mate artifact perceived to be new by the relevant unit of
adopt. The innovation is the change object. A change is the
altera in the
structure of a
system that requires
or could
be required relearning on
the part of
the actor (s)
in response to
a situation. The requirements of the situation often
involve a res to a new requirement is an inventive process producing an
invention. However, all innovations, since not everything an
individual or formal
or informal group adopt
is perceived as new. (Zaltman, Duncan, 1977:12)
3. The term
innovation is usually
employed in three
different contexts. In
one context it is synonymeus with invention; that is, it refers to a
creative process whereby two or more existing concepts or entities are combined
in some novel way to produce a configuration not previously known by the person
involved. A person or organization performing this type of ac tivity is usually
said to be innovative. Most of the literature on creativity treats the term
innovation in this fashion. (Zaltman, Duncan, Holbek, 1973:7)
4. Innovation is ….. the
creative selection, organization and utilization of human and material
resources in new
and unique ways
which will
result in the attainment of
a higher level
of achievement for
the defined goals
and objectives. (Huberman, 1973:5)
5. Innovation is a
species of the genus “change”. Generally speaking it seems useful to define an
innovation as a deliberate, novel, specific change, which is thought to be more
efficacious in accomplishing the goal of system. From the point of
view of this
book (innovation in
education), it seem
helpful to consider innovations
as being willed and planned for rather than as accruing haphazardly. (Matthew
B. Miles, 1964:14).
6. An innovation is an
idea, practice, or object that is
perceived as new by an individual or other unit of adoption. It matters little,
so far as human behavior is concerned, whether or not an idea is “objectively”
new as measured by the lapse of time
since its first
use or discovery.
The perceived newness
of the idea for the individual
determines his or her reaction to it. If the idea seems new to the individual,
it is an innovation. (M. Rogers, 1983:11
Dari beberapa definisi
inovasi yang dibuat
para ahli tersebut,
dapat diketahui bahwa tidak
terjadi perbedaan yang
mendasar tentang pengertian inovasi antara
satu dengan yang
lain. Jika terjadi ketidaksamaan
hanya dalam susunan kalimat
atau penekanan maksud,
tetapi pada dasarnya
pengertiannya sama. Semua definisi tersebut menyatakan bahwa inovasi
adalah suatu ide, hal-hal yang
praktis, metode, cara,
barang-barang buatan manusia, yang
diamati atau dirasakan sebagai
suatu yang baru
bagi seseorang atau
kelompok orang (masyarakat). Hal
yang baru itu
dapat berupa hasil invensi atau
diskoveri, yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah.
C. PENGERTIAN INOVASI PENDIDIKAN
Inovasi pendidikan
adalah inovasi dalam
bidang pendidikan atau
inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan
ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang
baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat) baik
berupa hasil invensi
atau diskaveri, yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan atau
untuk memecahkan masalah
pendidikan.
Pendidikan adalah suatu sistem, maka
inovasi pendidikan mencakup hal-hal
yang berhubungan dengan
komponen sistem pendidikan,
baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau
lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang
luas misalnya sistem
pendidikan nasional. Mattew
B. Miller menjelaskan pengertian inovasi
pendidikan sebagai berikut:
”To give more concreteness the
universe called ”educational innovations” some
samples are described billow.
They are organized according to the aspect of a social system which they
appear to be
most clearly associated.
In most cases
social system involved should be
taken to be that of a school or cell although some innovations take place
within the context of many larger systems.”
Berikut ini
contoh-contoh inovasi pendidikan dalam
setiap komponen pendidikan atau
komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B. Miles, dengan
perubahan isi disesuaikan
dengan perkembangan pendidikan
dewasa ini.
- Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan
bagian dari sistem sosial tentu menentukan
personal (orang) sebagai
komponen sistem. Inovasi
yang sesuai dengan komponen
personel misalnya: peningkatan
mutu guru, sistem kenaikan pangkat, aturan tata tertib
siswa, dan sebagainya.
-
Banyaknya personal dan
wilayah kerja . Sistem
sosial tentu menjelaskan tentang berapa
jumlah personalia yang
terikat dalam sistem serta
dimana wilayah kerjanya. Inovasi
pendidikan yang relevan
dengan aspek ini misalnya: berapa ratio guru siswa pada
satu sekolah dalam sistem PAMONG pernah diperkenalkan ini dengan ratio 1 : 200
artinya satu guru dengan 200
siswa). Sekolah Dasar
di Amerika satu
guru dengan 27
siswa, perubahan besar wilayah
kepenilikan, dan sebagainya.
- Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk
juga sistem
pendidikan mendayagunakan berbagai sarana dan hasil teknologi untuk
mencapai tujuan. Inovasi
pendidikan yang sesuai
dengan komponen ini
misalnya: perubahan bentuk tempat
duduk (satu anak
satu kursi dan
satu meja), perubahan
pengaturan dinding ruangan
(dinding batas antar
ruang dibuat yang
mudah dibuka, sehingga pada diperlukan dua ruangan dapat disatukan),
perlengkapan perabot laboratorium bahasa,
penggunaan CCTV (TVCT-
Televisi Stasiun Terbatas), dan
sebagainya.
-
Penggunaan waktu .
Suatu sistem pendidikan
tentu memiliki perencanaan penggunaan waktu.
Inovasi yang relevan
dengan komponen ini
misalnya: pengaturan waktu belajar (semester, catur wulan, pembuatan
jadwal pelajaran yang dapat memberi
kesempatan mahasiswa untuk
memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan sebagainya.
- Perumusan tujuan .
Sistem pendidikan tentu
memiliki rumusan tujuan
yang jelas. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, mi salnya:
perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan TK, SD disesuaikan dengan
kebutuhan dan perkembangan
tantangan kehidupan), perubahan
rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.
- Prosedur . Sistem
pendidikan tentu mempunyai
prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi
pendidikan yang relevan
dengan komponen ini
misalnya penggunaan
kurikulum baru, cara
membuat persiapan mengajar,
pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.
- Peran yang
diperlukan . Dalam sistem
sosial termasuk sistem
pendidikan diperluka kejelasan
peran yang diperlukan
untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan
inovasi yang relevan
dengan komponen ini,
misalnya: peran guru sebagai
pemakai media (maka
diperlukan keterampilan
menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai pengelola kegiatan
kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dan sebagainya.
- Wawasan dan
perasaan. Dalam interaksi
sosial biasanya berkembang
suatu wawasan dan perasaan tertentu yang akan
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Kesamaan wawasan dan
perasaan dalam melaksanakan tugas
untuk mencapai tujuan pendidikan yang
sudah ditentukan akan
mempercepat tercapainnya tujuan. Inovasi
yang relevan dengan
bidang ini misalnya wawasan pendidikan seumur
hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses, perasaan
cinta pada pekerjaan
guru, kesediaan berkorban,
kesabaran sangat diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum SD
yang disempurnakan, dan sebagainya.
-
Bentuk
hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada
kejelasan hubungan antara
bagian atau mekanisme
kerja antara bagian dalam
pelaksanaan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Inovasi
yang relevan dengan komponen ini misalnya: diadakan perubahan pembagian
tugas antara seksi di
kantor departemen pendidikan dan
mekanisme kerja antar seksi, di perguruan tinggi diadakan
perubahan hubungan kerja antara jurusan, fakultas, dan biro registrasi tentang
pengadministrasian nilai mahasiswa, dan sebagainya.
-
Hubungan
dengan sistem yang lain . Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam beberapa
hal harus berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang lain. Inovasi
yang relevan dengan
bidang ini misalnya:
dalam pelaksanaan usaha
kesehatan sekolah bekerjasama atau berhubungan dengan Departemen Kesehatan,
data pelaksanaan KKN harus kerjasama
dengan Pemerintah Daerah
setempat, dan sebagainya.
- Strategi.
Yang dimaksud dengan
strategi dalam hal
ini ialah tahap-tahap kegiatan
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan.
Adapun macam
dan pola strategi
yang digunakan sangat
sukar untuk diklasifikasikan,
tetapi secara kronologis biasanya menggunakan pola urutan sebagai berikut:
1) Desain . Ditemukannya
suatu inovasi dengan
perencanaan penyebarannya
berdasarkan suatu penelitian
dan obeservasi atau
hasil penilaian terhadap pelaksanaan sistem pendidikan yang
sudah ada.
2)
Kesadaran dan perhatian . Suatu
potensi yang sangat
menunjang berhasilnya
inovasi ialah adanya
kesadaran dan perhatian
sasaran inovasi (baik
individu maupun kelompok) akan
perlunya inovasi. Berdasarkan kesadaran itu mereka akan
berusaha mencari informasi tentang inovasi.
3)
Evaluasi . Para sasaran
inovasi mengadakan penilaian terhadap
vasi tentang kemampuannya untuk
mencapai tujuan, tentang
kemungkinan dapat
terlaksananya sesuai dengan
kondisi situasi,
pembiayaannya dan sebagainya.
4)
Percobaan . Para sasaran
inovasi mencoba menerapkan inovasi
untuk membuktikan apakah memang
benar inovasi yang
dinilai baik itu
dapat diterapkan seperti yang
diharapkan. Jika ternyata
berhasil maka inovasi telah direncanakan.
BAB II INOVASI DAN
MODERNISASI
Pada
waktu membicarakan inovasi
sering orang mengajukan
pertanyaan tentang
modernisasi, karena antara
keduanya tampak persamaan yaitu
kedua- duanya merupakan perubahan sosial. Agar dapat mengetahui apa
perbedaan dan juga kaitan antara
inovasi modernisasi, perlu
d ipahami apa inovasi
dan apa modernisasi, baru
kemudian dicari kaitan
antara keduanya. Inovasi
telah dibicarakan maka sekarang dibicarakan modernisasi.
Istilah (term)
“modern” mempunyai berbagai macam
arti dan juga mengandung berbagai
macam tambahan arti
(connotations). Istilah moden
ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang tetapi juga untuk bangsa,
sistem politik, ekonomi lembaga seperti
rumah sakit, sekolah,
perguruan tinggi, perumahan, pakaian, serta bebagai macam
kebiasaan. Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan
terjadinya perubahan ke
arah yang lebih
baik, lebih maju dalam arti lebih menyenangkan, lebih
meningkatkan kesejahteraan hidup. Dengan cara baru (modern) sesuatu akan lebih
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Misalnya dalam perkembangan
transportasi, karena kuda lebih modern
daripada gerobak yang ditarik
orang, tetapi mobil
lebih modern daripada
kereta kuda, pesawat lebih
modern daripada mobil.
Jadi “modern” dari
satu segi dapat diartikan sesuatu yang baru dalam arti
lebih maju atau lebih baik daripada yang sudah ada. Baik dalam arti lebih memberikan
kesejahteraan atau kesenangan bagi kehidupan.
Eissentadt menjelaskan bahwa
menurut sejarahnya modernisasi adalah proses perubahan sistem sosial,
ekonomi, dan politik, yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara
dari abad ke 17 sampai abad ke 19, dan kemudian telah berkembang
pula di berbagai
Negara di Eropa.
Dalam abad ke
19 dan 20 berkembang pula
ke Amerika Selatan,
Asia, dan Afrika.
Proses perkembangan atau perubahan
itu berlangsung secara
bertahap, dan tidak
semua masyarakat berkembang dalam
tahap urutan yang
sama. Jadi modernisasi pada
dasarnya merupakan proses perkembangan, secara
kebetulan Eropa
Barat dan Amerika Utara telah
berkembang lebih dahulu,
dan sekarang bangsa
dari dunia ketiga sedang berjuang
untuk menyamakan diri
mencapai status kehidupan
modern. Dengan kata lain modernisasi adalah bekerja sama dengan dunia
dengan maksud agar dapat meningkatkan hal-hal
yang esensial dalam
kehidupan, walaupun mungkin
juga terjadi kekacauan atau perpecahan. (M. Francais Abraham, 1980:4).
Agar
lebih jelas dan
lebih luas wawasan
serta pemahaman kita
tentang pengertian, batasan atau
definisi modernisasi, perhatikan beberapa definisi
atau pengertian modernisasi yang dikemukakan para ahli berikut ini.
1. Moore. What
is involved in
modernization is a
“total transformation of a
traditional or pre-modern society into the types of technology and associated
social organization that
characterize the “advanced ” economically prosperous, and relatively politically
stableations of the
western world. But what
exactly does (or
should) modernization mean?.
Unquestionably, the
people of the
third world nations
tend to know
very well that
people in industrialized
societies have a higher standard of living, and they tend to want better services
(such as education,
and medical care)
and more material wealth. Unquestionably, too,
the masses and
the leaders in
these countries want political
and economic equality
with the other
nations of
the world. (Donald P Ely, 1982,
Seminar on Educational Change)
2. Everett Rogers.
Modernization in the
process by which
individuals change from a
traditional way of life to a more complex, t echnologically advanced, rapidly
changing style of life. (Francis Abraham, 1980:5).
3. Black. Modernization is the process by which
historically evolved institutions
are adapted
to the rapidly
change functions that
reflect the unprecedented increase in
man’s knowledge, permitting
control over his
environment, that accompanied
the scientific revolution (Francis Abraham, 1980:5).
4. Lerner. Modernization is
simply “ a
secular trend unilateral
direction from traditional to
participant life ways”. (Francis Abraham, 1980:5)
5. Marion Levy, takes “the measure of modernization
the rational inanimate to animate
source of power.
The higher that
ratio, higher is
the degree of modernization”. (Francis Abraham, 1980:5)
6. And
Chodak identifies three
types of modernization, named
(1) Industrial modernization which arises
out of the
necessity, (2) Acculturative modernization which
is the creation
of semi-developmental, buffer
culture, which result from the super-position of the foreign culture on
the traditional culture; (3) Induced modernization which consists of organized
effort aimed at infrastructure
building and planned
socio-economy
development. (Francis Abraham,
1980:5)
7. Inkeles, described
modernity in terms of a number of psychological variables that constitute
a kind of
mentality characteristic the
typical modern man
(Francis Abraham, 1980:5)
Dari beberapa definisi atau
pendapat tentang modernisasi yang dikemukakan oleh para
ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa semuanya sependapat modernisasi adalah
proses perubahan sosial
dari masyarakat tradisional (yang
belum modern) ke
masyarakat yang lebih
maju (masyarakat industri yang
sudah modern). Di antara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju (modern) ialah
bidang ekonomi telah
makmur, bidang politik
sudah stabil, terpenuhi
pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.
Perbedaan rumusan
definisi modernisasi antara
para ahli tersebut
hanya perbedaan
penekanan. Ada yang
menekankan pada perubahan sosial
secara menyeluruh, seperti yang
dikemukakan More, Black,
and Chodak, mereka
ini mengartikan
modernisasi sebagai proses
perubahan kehidupan masyarakat. Sedangkan Rogers, Lerner,
dan Inkeles menekankan pada
perubahan pribadi
(individu), artinya perubahan
individu dari gaya
atau pola hidup
tradisional ke gaya atau
pola hidup modern.
Perubahan sikap, sifat
atau gaya hidup
individu terjadi sebagai akibat
terjadinya perubahan kehidupan masyarakat yakni
dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang sudah maju (industri).
Inkeles mengemukakan secara
detail tentang ciri-ciri
manusia modern, berdasarkan
penelitiannya pada masyarakat yang industrinya sudah maju. Antara lain ia
mengemukakan bahwa ada
12 aspek yang
menjadi tanda (karakteristik) manusia modern yaitu:
1. Bersikap terbuka
terhadap
pengalaman baru, artinya
jika menghadapi tawaran atau
ajakan hal-hal yang
baru yang lebih
menguntungkan untuk kehidupannya
akan selalu mau memikirkan dan kemudian mau menerimanya, tidak menutup diri
terhadap perubahan.
2. Selalu siap
menghadapi perubahan sosial,
artinya siap untuk
menerima perubahan-perubahan yang
terjadi dalam masyarakat, misalnya
partisipasi dalam bidang politik, peningkatan kesempatan kerja bagi
wanita, perpindahan penduduk, pergaulan atau
hubungan orang tua
dengan pemuda dan sebagainya.
Manusia modern siap untuk memahami perubahan yang terjadi di sekitarnya.
3. Berpandangan yang
luas, artinya pendapat-pendapatnya tidak
hanya berdasarkan apa yang ada pada dirinya, tetapi mau menerima
pendapat yang datang dari luar dirinya serta dapat memahami adanya perbedaan
pandangan dengan orang lain. Ia dapat memahami sikap orang lain yang berbeda
dengan dirinya.
4. Mempunyai dorongan ingin
tahu yang kuat .
Manusia modern akan
selalu berusaha memperoleh informasi
tentang apa yang terjadi
di lingkungannya dan juga
informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kehidupannya.
5. Manusia modern lebih
berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang daripada
masa yang lampau.
Manusia modern tidak
hanya akan mengenang kejayaan
atau kegagalan masa lalu, tetapi lebih aktif untuk berfikir bagaimana masa
sekarang dan yang datang.
6. Manusia
modern berorientasi dan
juga percaya pada
perencanaan baik jangka panjang
maupun jangka pendek .
Kehidupan manusia moden
selalu direncanakan sebelumnya melalui perencanaan jangka pendek maupun
jangka panjang.
7. Manusia
modern lebih percaya
pada hasil perhitungan manusia
dan pemikiran manusia daripada
takdir atau pembawaan . Ia
percaya bahwa manusia dapat
mengontrol kejadian di sekitarnya.
8 Manusia modern
menghargai ketrampilan teknik dan juga menggunakannya sebagai dasar pemberian
imbalan.
9. Wawasan pendidikan dan
pekerjaan. Manusia modern
memiliki wawasan yang lebih
maju tentang pendidikan
dan pekerjaan. Pendidikan
di sekolah formal lebih
ditekankan untuk menguasai ketrampilan membaca, menulis dan berhitung daripada
untuk melaksanakan pendidikan agama atau moral, karena ilmu pengetahuan dan
teknologi yang akan dapat dipakai untuk memecahkan masalah kehidupan. Demikian
pula manusia modern akan memiliki pekerjaan yang dapat memberi keuntungan walaupun mungkin melanggar sangsi kepercayaan
tradisional.
10.Manusia
modern menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain terutama orang yang lemah
seperti wanita, anak-anak, dan bawahannya.
11.Memahami
perlunya produksi . Manusia modern dalam mengambil keputusan akan mempertimbangkan juga
sejauh mana dampak
terhadap hasil produksi dari suatu
industri (ia sebagai
pegawai perusahaan ikut
menyadari akan kepentingan
perusahaan).
Berdasarkan uraian tersebut kini tiba
saatnya untuk membicarakan kaitan antara
inovasi dan modernisasi. Inovasi
dan modernisasi keduanya
merupakan perubahan sosial,
perbedaannya hanya pada
penekanan ciri dari perubahan
itu. Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai
sesuatu yang baru bagi individu
atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari
tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang
sudah maju. Jadi
dapat disimpulkan bahwa
diterimanya suatu inovasi sebagai tanda
adanya modernisasi. Misalnya
untuk meningkatkan kesejahteraan perlu diadakan
transmigrasi. Transmigrasi merupakan hal
yang baru bagi masyarakat, maka
transmigrasi adalah suatu inovasi. Masyarakat yang sudah mau menerima ide
transmigrasi dan mau
melaksanakan transmigrasi berarti
sudah memenuhi ciri masyarakat
modern yang siap
menghadapi perubahan dan meninggalkan pola
pikir tradisi yang
bersemboyan (bahasa Jawa)
”mangan ora mangan yen
kumi” artinya meskipun
tidak makan asal
tetap berkumpul dengan sesama saudara.
BAB III KARAKTERISTIK
DAN STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
Everett M. Rogers (1993:14-16)
mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan inovasi, sebagai berikut:
1.
Keuntungan
relatif, yaitu sejauh
mana inovasi
dianggap menguntungkan bagi
penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur
berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial (gengsi),
kesenangan, kepuasan, atau
karena mempunyai komponen
yang sangat penting. Makin
menguntungkan bagi penerima
makin cepat tersebarnya
inovasi.
2. Kompatibel (compatibility) ialah
tingkat kesesuaian inovasi
dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari
penerima. Inovasi yang tidak sesuai
dengan nilai atau
norma yang diyakini
oleh penerima tidak
akan diterima secepat inovasi
yang sesuai dengan
norma yang ada.
Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang
keyakinan agamanya melarang penggunaan alat
tersebut, maka tentu
saja penyebar inovasi akan
terhambat.
3. Kompleksitas (complexity) ialah
tingkat kesukaran untuk
memahami dan menggunakan
inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan
oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar
dimengerti atau sukar
digunakan oleh penerima
akan lambat proses penyebarannya. Misalnya masyarakat pedesaan
yang tidak mengetahui tentang
teori penyebaran bibit
penyakit melalui kuman, diberitahu oleh
penyuluh kesehatan agar
membiasakan memasak air
yang akan diminum, karena
air yang tidak
dimasak jika diminum
dapat menyebabkan sakit perut. Tentu saja ajakan itu sukar diterima.
Makin mudah dimengerti suatu inovasi akan makin cepat diterima oleh masyarakat.
4.
Trialabilitas
(trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
Suatu inovasi yantg dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi
yang tidak dapat
dicoba lebih dulu.
Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat
diterima oleh masyarakat jika
masyarakat dapat mencoba
dulu menanam dan
dapat melihat hasilnya.
5. Dapat diamati
(observability) ialah mudah
tidaknya diamati suatu
hasil inovasi. Suatu inovasi
yang hasilnya mudah
diamati akan makin
cepat diterima oleh masyarakat, dan
sebaliknya inovasi yang
sukar diamati hasilnya, akan
lama diterima oleh
masyarakat. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit
unggul padi, karena
petani dapat dengan
mudah melihat hasil padi
yang menggunakan bibit
unggul tersebut, maka mudah
untuk memutuskan mau menggunakan
bibit unggul yang
diperkenalkan. Tetapi mengajak
petani yang buta huruf untuk mau
belajar membaca dan menulis tidak dapat segera dibuktikan karena para petani
sukar untuk melihat hasil yang nyata menguntungkan setelah orang tidak buta
huruf lagi.
Zaltman, Duncan,
dan Holbek mengemukakan bahwa
cepat lambatnya penerimaan inovasi
dipengaruhi oleh atribut
sendiri. Suatu inovasi
dapat merupakan kombinasi dari berbagai macam atribut (Zaltman, 1973:
32-50). Untuk memperjelas kaitan antara
inovasi dengan cepat
lambatnya proses penerimaan (adopsi), maka
kita lihat secara
singkat atribut inovasi
yang dikemukakan Zaltman, sebagai
berikut:
1. Pembiayaan (cost),
cepat lambatnya penerimaan
inovasi dipengaruhi oleh pembiayaan, baik pembiayaan pada awal (penggunaan)
maupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya. Walaupun
diketahui pula bahwa
biasanya tingginya
pembiayaan ada kaitannya
dengan kualitas inovasi
itu sendiri. Misalnya penggunaan
modul di sekolah dasar. Ditinjau dari pengembangan pribadi anak,
kemandirian dalam usaha
(belajar) mempunyai nilai
positif, tetapi karena pembiayaan mahal maka akhirnya tidak dapat
disebarluaskan.
2.
Balik modal
(returns to investment), atribut ini hanya ada dalam inovasi di bidang perusahaan atau
industri. Artinya suatu
inovasi akan dapat dilaksanakan kalau
hasilnya dapat dilihat
sesuai dengan modal
yang telah dikeluarkan
(perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidikan atribut ini sukar
dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat diketahui dengan nyata
dalam waktu relatif singkat.
3. Efisiensi, inovasi
akan cepat diterima
jika ternyata pelaksanaan dapat menghemat waktu dan juga terhindar
dari berbagai masalah/hambatan.
4. Resiko dari
ketidakpastian, inovasi akan
cepat diterima jika
mengandung resiko yang sekecil-kecilnya bagi penerima inovasi
5. Mudah dikomunikasikan , Inovasi
akan cepat diterima
bila isinya mudah dikomunikasikan dan mudah diterima
klien.
6.
Kompatibilitas, cepat
lambatnya penerimaan inovasi
tergantung dari kesesuainnya
dengan nilai-nilai (value) warga masyarakat.
7. Kompleksitas, inovasi
yang dapat mudah
digunakan oleh penerima
akan cepat tersebar dengan cepat
8.
Status
ilmiah, Suatu inovasi yang mudah dimengerti
dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang
sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses
penyebarannya
9. Kadar keaslian,
warga masyarakat dapat
cepat menerima inovasi
apabila dirasakan itu hal yang baru bagi mereka
10.Dapat
dilihat kemanfaatannya, suatu
inovasi yang hasilnya mudah diamati
akan makin cepat
diterima oleh masyarakat,
dan sebaliknya inovasi
yang sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat
11.Dapat dilihat
batas sebelumnya, suatu
inovasi akan makin
cepat diterima oleh masyarakat
apabila dapat dilihat batas sebelumnya.
12.Keterlibatan sasaran
perubahan, inovasi dapat
mudah diterima apabila waraga masyarakat dikutsertakan dalam
setiap proses yang dijalani.
13.Hubungan interpesonal. Maka
jika hubungan interpersonal baik,
dapat mempengaruhi temannya untuk menerima inovasi. Dengan hubungan yang baik
maka orang yang
menentang akan menjadi
bersikap lunak, orang simpati akan
menjadi tertarik dan
orang yang tertarik
akan menerima inovasi.
14.Kepentingan umum
atau pribadi (publicness
versus privateness). Inovasi yang bermanfaat untuk
kepentingan umum akan
lebih cepat diterima daripada inovasi yang ditujukan
pada kepentingan sekelompok orang saja.
15.Penyuluh
inovasi (gatekeepers). Untuk melancarkan hubungan dalam usaha mengenalkan suatu
inovasi kepada organisasi
sampai organisasi mau menerima inovasi,
diperlukan sejumlah orang
yang diangkat menjadi penyuluh inovasi.
Misalnya untuk pelaksanaan program
KB, maka diperlukan orang-orang
yang bertugas mendatangi warga masyarakat untuk menjelaskan perlunya
melaksanakan program KB.
Tersedianya penyuluh inovasi
akan mempengaruhi kecepatan penerimaan inovasi.
Demikian berbagai
macam atribut inovasi
yang dapat mempengaruhi cepat
atau lambatnya
penerimaan suatu inovasi.
Dengan memahami atribut
tersebut para pendidik dapat
menganalisa inovasi pendidikan
yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat
memanfaatkan hasil analisisnya
untuk membantu mempercepat proses penerimaan inovasi.
RANGKUMAN
Kata inovasi sering diterjemahkan
segala hal yang baru atau pembaharuan dan
kadang-kadang juga dipakai
untuk menyatakan penemuan,
karena hal yang baru
itu hasil penemuan.
Kata penemuan juga
sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa
Inggris ”discovery” dan ”invention”. Ada juga yang mengkaitkan
antara pengertian inovasi
dan modernisasi, karena
keduanya membicarakan usaha pembaharuan.
Pendidikan adalah suatu sistem, maka
inovasi pendidikan mencakup hal- hal
yang berhubungan dengan
komponen sistem pendidikan,
baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau
lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya
sistem pendidikan nasional, antara lain: pembinaan personalia, banyaknya
personal dan wilayah
kerja, fasilitas fisik,
penggunaan waktu, perumusan tujuan,
prosedur, peran yang
diperlukan, wawasan dan perasaan, bentuk hubungan antar
bagian, hubungan dengan sistem yang lain, serta strategi.
DAFTAR
PUSTAKA
Syaefudin, Udin.(2012) Inovasi Pendidikan. Alfabeta. Bandung
No comments:
Post a Comment