TIM DEBAT INDONESIA BERADA DI URUTAN KE EMPAT EFL CATEGORY DALAM WORLD SCHOOL DEBATING CHAMPIONSHIP (WSDC) 2018 |
Tim Debat Indonesia telah
berpartisipasi dalam World School Debating Championship (WSDC) atau kejuaraan
debat (bahasa Inggris) tingkat dunia tahun 2018 di Zagreb, Kroasia sejak
tanggal 17 -27 Juli 2018. Bersaing dengan 66 negara, (60 peserta, 6 pengamat)
tim Indonesia melewati 8 babak penyisihan. Tim Indonesia diwakili oleh Muhammad
Zufar Farhan Zuhdi (Kelas XII, SMAN 8 Yogyakarta), Kelly Laurecia (Kelas
XI, SMAK 1 Penabur Jakarta), Evelyn Mulyono (Kelas XII, SMAK Immanuek
Pontianak), Cassia Tandiono (Kelas X SPH Kemang Village), dan Swanny Wijaya
(Kelas XI SMA Sutomo 1 Medan).
Selama perdebatan, tim
Indonesia berhasil mengumpulkan 4 poin kemenangan dan 12 ballots juri. Hasil
ini lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu (2 poin, 10 juri). Dengan system
power pairing yang baru diterapkan di WSDC tahun ini, tim Indonesia berhasil
menempati posisisi 28 besar dunia. Secara tim, Indonesia berada di urutan ke
empat EFL category.
Tim Indonesia berhadapan
dengan New Zealand, Argentina, Slovenia, Armenia, Bosnia, Malaysia, Lutvia, dan
Philipina. Menurut Muhammad Zufar Farhan Zuhdi, yang merupakan satu-satunya
peserta laki-laki dari Indonesia,
lawan yang dirasa cukup alot untuk dihadapi adalah Malaysia. Mengangkat topik tentang penggunaan teknologi robot dalam kegiatan militer sempat membuat perdebatan cukup seru dan menegangkan.
Kendala utama yang paling
dirasa secara teknis memang tidak ada. Tapi kesiapan mental dan modal bahasa
memang sangat mempengaruhi.
Menurut Evelyn Mulyono, siswa yang sudah di terima di salah satu universitas di Amerika ini mengatakan bahwa, bagaimanapun penguasaan kita terhadap bahasa Inggris ini akan mempengaruhi bagaimana kita meyakinkan lawan maupun juri tentang pendapat yang ingin kita sampaikan. "Selain banyak membaca, memang skil bicara harus selalu dilatih dan memperbanyak kosakata ilmiah", tegasnya.
Para peserta tiba kembali ke
Jakarta, Sabtu (28/7) pukul 15.45 yang disambut langsung oleh Kasubdit
Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMA, Suharlan dengan pengalungan
bunga. Suharlan ingin masyarakat tau bahwa, memang dalam ajang kompetisi ini
tidak ada medali atau piala. Tapi apa yang sudah diberikan merupakan sebuah
prestasi yang membanggakan dan sangat layak mendapatkan apresiasi. Posisi
Indonesia dimata dunia juga menjadi lebih baik dan semakin dipandang.
"Walaupun Inggris bukan bahasa sehari-hari kita, tapi anak-anak ini bisa
menunjukkan bahwa negara kita mampu dan termasuk negara yang konsisten selalu
mengirimkan peserta terbaik setiap tahunnya. Kemampuan berbahasa dan berdialog
mereka harus selalu kita wadahi untuk bakal calon diplomat negeri, bahkan
presiden", ucap Suharlan dengan sangat bangga.
WSDC 2018 mencatatkan rekor
baru yaitu dua tim di grandfinal berasal dari negara Asia, yaitu India
melawan China. Dengan kemenangan 5 - 4, China mencatatkan rekor pertama kalinya
menjadi juara dunia.
Manajer tim, Rachmat
Nurcahyo, menyampaikan bahwa China sebelumnya bahkan belum pernah menang jika
ketemu dengan tim Indonesia. "Tahun ini kita ngga ketemu. Tahun ini tim
mereka sering mengikuti kejuaraan serupa untuk tes mental, dan saya rasa ini
bisa kita tiru. Kami sudah koordinasi dengan Kemendikbud dan beberapa kolega
lain terkait hal ini, beberapa undangan ajang internasional baik tim maupun
perseorangan sudah ada yang kita terima dan tahap lobby", ucapnya.
Dari 5 peserta, 3 orang
diantara mereka yang masih kelas X dan XI masih akan mengikuti kembali ajang
ini, tahun depan.
Thanks for your information http://tokoumpan.com
ReplyDelete