Ketika mendengar kata
Palembang, kita langsung teringat Pempek, makanan khas yang berasal dari daerah
tersebut. Ternyata, selain Pempek ada hal lain yang menarik di kota Palembang,
yang juga patut dibanggakan oleh Provinsi Sumatera Selatan, yaitu SMA Negeri
Sumatera Selatan, yang merupakan SMA binaan Pemerintah Provinsi Sumsel.
SMAN Sumatera Selatan
didirikan pada tahun 2009 atas inisiatif pemerintah Provinsi Sumatera Selatan,
bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation, yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan akan pendidikan bertaraf internasional dan berkualitas di daerah
Sumsel. Sekolah berasrama ini terutama ditujukan bagi para siswa berprestasi
yang berasal dari keluarga prasejahtera agar mendapatkan pendidikan yang
berkualitas dan memberi mereka kesempatan untuk mengembangkan potensi diri.
Seluruh siswa yang belajar di sekolah ini mendapat beasiswa penuh, yang
mencakup biaya pendidikan, biaya tempat tinggal dan makan di asrama, buku
pelajaran, tunjangan kesehatan dan seragam.
Sekolah yang memadukan kurikulum standar nasional dan internasional Cambridge ini menerapkan proses kegiatan belajar mengajar yang memfokuskan pada peran aktif peserta didik (student-centered) dengan berbagai pendekatan yang mampu mengakomodasi berbagai perbedaan cara belajar siswa (learning styles).Proses belajar-mengajar juga dilakukan dengan berbagai metode yang tidak monoton; siswa dapat belajar di dalam maupun di luar ruangan. Di sekolah yang mengusung moto Learn Today, Lead Tomorrow ini siswa dididik untuk memiliki jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab dan penuh integritas, yang mampu memimpin diri sendiri, menjadi pribadi yang mandiri, berkarakter, kreatif, berprestasi dan menjadi teladan.
Seleksi penerimaan siswa di sekolah ini sangat ketat dengan melalui beberapa tahapan, termasuk kunjungan ke rumah calon siswa untuk melakukan validasi. Hal tersebut dapat dimaklumi, mengingat banyaknya peminat yang ingin diterima di sekolah yang memberikan beasiswa penuh selama tiga tahun ini. Untuk tahun ajaran 2015-2016 ada 1330 calon siswa yang mendaftar dan hanya 200 orang yang terpilih untuk dapat mengikuti tahap seleksi lanjut yang meliputi tes tertulis, diskusi kelompok dan wawancara. Dari 200 calon siswa tersebut pada akhirnya hanya 100 yang diterima.
Sekolah yang memadukan kurikulum standar nasional dan internasional Cambridge ini menerapkan proses kegiatan belajar mengajar yang memfokuskan pada peran aktif peserta didik (student-centered) dengan berbagai pendekatan yang mampu mengakomodasi berbagai perbedaan cara belajar siswa (learning styles).Proses belajar-mengajar juga dilakukan dengan berbagai metode yang tidak monoton; siswa dapat belajar di dalam maupun di luar ruangan. Di sekolah yang mengusung moto Learn Today, Lead Tomorrow ini siswa dididik untuk memiliki jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab dan penuh integritas, yang mampu memimpin diri sendiri, menjadi pribadi yang mandiri, berkarakter, kreatif, berprestasi dan menjadi teladan.
Seleksi penerimaan siswa di sekolah ini sangat ketat dengan melalui beberapa tahapan, termasuk kunjungan ke rumah calon siswa untuk melakukan validasi. Hal tersebut dapat dimaklumi, mengingat banyaknya peminat yang ingin diterima di sekolah yang memberikan beasiswa penuh selama tiga tahun ini. Untuk tahun ajaran 2015-2016 ada 1330 calon siswa yang mendaftar dan hanya 200 orang yang terpilih untuk dapat mengikuti tahap seleksi lanjut yang meliputi tes tertulis, diskusi kelompok dan wawancara. Dari 200 calon siswa tersebut pada akhirnya hanya 100 yang diterima.
Jadwal belajar di sekolah
ini sangat padat. Kegiatan di kelas dimulai dari pukul 6.45, diawali dengan
kegiatan literasi, imtaq (iman dan taqwa), dan silent reading, untuk kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran hingga pukul 14.45. Sore hari diisi
dengan kegiatan apel sore, istirahat shalat dan kegiatan ekstrakurikuler. Pukul
17.30 semua siswa kembali ke asrama dan bersiap untuk shalat maghrib berjamaah
di masjid atau bagi yang non-Muslim melakukan doa sore. Setelah makan malam dan
shalat isya, para siswa wajib mengikuti kelas tutorial berupa cafe fisika, cafe
kimia, dan sebagainya, yang dibedakan menurut bidang studi yang perlu
pendalaman materi. Siswa-siswi kembali ke asrama putra dan putri pada pukul
21.30 untuk beristirahat.
Meskipun jadwal kegiatan
harian sangat padat, rata-rata siswa di SMAN Sumsel merasa senang mengikutinya.
Mereka bahkan merasa kangen asrama ketika pulang ke rumah saat liburan panjang.
Selain merasa kehilangan kegiatan-kegiatan yang biasa diikuti, mereka juga
kangen dengan situasi di dalam asrama yang sudah seperti keluarga selama mereka
jauh dari orangtua.
SMAN Sumsel juga membekali
para siswa dengan kecakapan hidup dan keterampilan kewirausahaan melalui
berbagai program. Para siswa dilatih agar memiliki jiwa sosial melalui
program-program pelayanan masyarakat yang secara aktif melibatkan para siswa
dalam membantu masyarakat sekitar. Melalui Program SMA Sumsel Mengabdi
anak-anak diwajibkan melakukan pengabdian selama liburan dengan melakukan apa
saja yang bisa mereka lakukan, misalnya mengajar TPA dan SD. Kegiatan
kewirausahaan dijalankan melalui kegiatan kesiswaan seminar entrepreneur dan
mulok, serta lomba kewirausahaan per kelas, misalnya memproduksi jamur.
Sekolah yang berdiri tahun
2009 tersebut saat ini dipimpin oleh Nanang Adi Prayitno sebagai Kepala
Sekolah, dibantu oleh 33 guru dan 28 staf. Alumni pertama sekolah ini sudah
berhasil menyelesaikan kuliah dan masing-masing lulus dengan cum laude.
Sebanyak 10 siswa sedang melanjutkan studi di AS atas kerja sama dengan
Sampoerna Foundation dan seorang siswa sedang melanjutkan program S2.
"Sekolah mengarahkan betul agar siswa mendapat beasiswa sehingga dapat
melanjutkan dan menyelesaikan kuliah," demikian ungkap Nanang.
SMA yang menjadi sekolah
rujukan dan induk klaster Kurikulum 2013 ini sudah sering mewakili Indonesia di
ajang lomba internasional, terutama untuk lomba karya tulis serta memenangi
berbagai lomba tingkat provinsi maupun nasional. Kegiatan ekstrakurikuler
di sekolah ini juga sangat beragam, termasuk paduan suara, basket, futsal,
seni, seni bela diri, musik, teater, tari, dan sebagainya. Setiap Jumat siang
setelah makan siang tidak ada kegiatan pembelajaran dan diisi dengan kegiatan
3L, yaitu life-long learning, suatu program non-akademis yang mengajarkan
berbagai softskill kepada para siswa sebagai persiapan memenuhi
tantangan global yang kompetitif dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap
permasalahan-permasalahan yang ada. Program life-long learning bertujuan
mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar siswa seperti pemenuhan kecukupan diri
(self-serve), kesadaran menjadi warga dunia yang peduli dan bertanggung jawab (global
citizen), penyesuaian diri akan tuntutan digital (digital-learner), serta
kemampuan komunikasi (communication skill).
Dengan berbagai bekal yang
diberikan kepada siswa selama belajar di SMAN Sumsel tidak mustahil jika di masa
yang akan datang banyak lulusan sekolah ini yang menjadi pemimpin di bidang
masing-masing, sebagaimana tercantum dalam visi sekolah, yaitu menciptakan
pemimpin masa depan Indonesia yang kompeten, berkarakter dan berwawasan global
melalui pendidikan holistik dan berstandar internasional.
No comments:
Post a Comment