EXPO SCIENCE MEXICO 2017 |
Zidni Naura, Isyfi Hayati,
Reynard Adrian Simanjuntak, Christopher Marcellino, Muhammad Hanif Wicaksono,
Muhammad Raditya Rizqia Ramadhan merupakan para pionir pelajar SMP Indonesia
untuk lomba penelitian tingkat internasional. Setelah rampung mengikuti Lomba
Penelitian Siswa Nasional (LPSN) 2017 yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya,
Jakarta pada 9-13 Oktober 2017, mereka mendapatkan kehormatan untuk mewakili
Tim Indonesia SMP di Expo Science Mexico yang berlangsung di La Paz Baja,
Meksiko pada 5-9 Desember 2017.
Expo Science Mexico 2017 diikuti lebih dari 1.400 peserta dengan 11 negara peserta. Di kali pertama keikutsertaannya, sebagai tim yang resmi dikirim pemerintah Indonesia, prestasi membanggakan diraih. Dari lima penghargaan nilai tertinggi tanpa peringkat untuk kategori penelitian internasional, dan dua diantaranya direbut Indonesia.
Penelitian Zidni Naura dan Isyfi Hayati dari SMP Al-Hikmah Surabaya dengan judul Roles of Nayra Braille-Media in Assisting Impaired Al-Qur’an Reader di bidang Behaviour and Humanity, berhasil memperoleh penghargaan Outstanding International Project. Zidni dan Isyfi membuat media Braille sebagai alat bantu membaca huruf hijaiyah bagi tunanetra dengan model pembelajaran yang efektif. Penelitian ini mendapat rekomendasi khusus dari Milset Amerika Latin untuk mengikuti Expo Science Asia 2018 yang akan berlangsung di Daejon, Korea Selatan pada tanggal 19-24 Oktober 2018.
“Senang banget. Kita bersyukur banget kepada Tuhan terutama yang sudah kasih kesempatan buat menjuarai pertama kali. Bangga bisa membawa nama Indonesia,” kata Zidni Naura Rahmah di Terminal 3 bandar udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Senin malam (11/12).
“Bersyukur banget bisa bawa medali ke Indonesia. Kita saling support semua. Nggak ada yang egois. Semuanya saling support. Kita senang dan bersyukur juga,” timpal Isyfi Hayati.
Bagi keduanya yang meraih medali perak bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kemanusiaan, dan Seni LPSN, untuk lomba di Meksiko ini hasil penelitian mereka lebih fokus pada keunggulan yang dimiliki.
“Kita lebih meningkatkan keunggulan. Sementara kalau LPSN kita masih macam-macam amburadul. Sementara kalau ini kita fokus keunggulan kita apa, kelebihan kita apa, yang bisa ngangkat kita dibanding penelitian lain,” ungkap Zidni yang merupakan pelajar SMP Al-Hikmah Surabaya.
Meraih medali perak di LPSN, dan memperoleh penghargaan Outstanding International Project pada Expo Science Mexico 2017, semakin mengobarkan asa mereka untuk menghadirkan manfaat yang lebih besar melalui Media Nayra Braille.
“Untuk future work kita, kita bisa produksi media kita lebih banyak supaya lebih bermanfaat untuk tunanetra muslim yang mau belajar Alquran,” harap Isyfi.
“Kita mau tambahin teknologi. Kita mau ada sensor sentuh. Jadi kalau misalnya yang sekarang, media kita perlu diajarkan. Kalau sistem sensor sentuh gitu nanti keluar bunyinya. Jadi dia bisa belajar sendiri. Tujuan paling awal kita bisa bantu. Yang awalnya taraf nasional di Indonesia, kita bisa meluaskan daerahnya lagi sampai ke internasional,” lengkap Zidni yang memiliki cita-cita sebagai dokter.
Expo Science Mexico 2017 diikuti lebih dari 1.400 peserta dengan 11 negara peserta. Di kali pertama keikutsertaannya, sebagai tim yang resmi dikirim pemerintah Indonesia, prestasi membanggakan diraih. Dari lima penghargaan nilai tertinggi tanpa peringkat untuk kategori penelitian internasional, dan dua diantaranya direbut Indonesia.
Penelitian Zidni Naura dan Isyfi Hayati dari SMP Al-Hikmah Surabaya dengan judul Roles of Nayra Braille-Media in Assisting Impaired Al-Qur’an Reader di bidang Behaviour and Humanity, berhasil memperoleh penghargaan Outstanding International Project. Zidni dan Isyfi membuat media Braille sebagai alat bantu membaca huruf hijaiyah bagi tunanetra dengan model pembelajaran yang efektif. Penelitian ini mendapat rekomendasi khusus dari Milset Amerika Latin untuk mengikuti Expo Science Asia 2018 yang akan berlangsung di Daejon, Korea Selatan pada tanggal 19-24 Oktober 2018.
“Senang banget. Kita bersyukur banget kepada Tuhan terutama yang sudah kasih kesempatan buat menjuarai pertama kali. Bangga bisa membawa nama Indonesia,” kata Zidni Naura Rahmah di Terminal 3 bandar udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Senin malam (11/12).
“Bersyukur banget bisa bawa medali ke Indonesia. Kita saling support semua. Nggak ada yang egois. Semuanya saling support. Kita senang dan bersyukur juga,” timpal Isyfi Hayati.
Bagi keduanya yang meraih medali perak bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kemanusiaan, dan Seni LPSN, untuk lomba di Meksiko ini hasil penelitian mereka lebih fokus pada keunggulan yang dimiliki.
“Kita lebih meningkatkan keunggulan. Sementara kalau LPSN kita masih macam-macam amburadul. Sementara kalau ini kita fokus keunggulan kita apa, kelebihan kita apa, yang bisa ngangkat kita dibanding penelitian lain,” ungkap Zidni yang merupakan pelajar SMP Al-Hikmah Surabaya.
Meraih medali perak di LPSN, dan memperoleh penghargaan Outstanding International Project pada Expo Science Mexico 2017, semakin mengobarkan asa mereka untuk menghadirkan manfaat yang lebih besar melalui Media Nayra Braille.
“Untuk future work kita, kita bisa produksi media kita lebih banyak supaya lebih bermanfaat untuk tunanetra muslim yang mau belajar Alquran,” harap Isyfi.
“Kita mau tambahin teknologi. Kita mau ada sensor sentuh. Jadi kalau misalnya yang sekarang, media kita perlu diajarkan. Kalau sistem sensor sentuh gitu nanti keluar bunyinya. Jadi dia bisa belajar sendiri. Tujuan paling awal kita bisa bantu. Yang awalnya taraf nasional di Indonesia, kita bisa meluaskan daerahnya lagi sampai ke internasional,” lengkap Zidni yang memiliki cita-cita sebagai dokter.
No comments:
Post a Comment