INDONESIA JUARA TIGA LOMBA PMWC 2017 |
Tim Indonesia memperoleh
juara ketiga dalam kejuaraan matematika internasional Po Leung Kuk 20th Primary
Mathematics World Contest (PMWC). Untuk kategori individu, Indonesia memperoleh
dua medali perunggu atas nama Axel Giovanni Hartanto dan Luthfi Bima Putra.
PWMC adalah lomba matematika internasional yang sangat bergengsi untuk tingkat sekolah dasar. Hal tersebut lantaran lomba ini diikuti siswa-siswa yang sangat berbakat di tiap negara. Banyak di antara siswa tersebut adalah juara olimpiade matematika di negaranya masing-masing.
Lomba ini dikuti oleh
negara-negara yang berasal dari lima benua seperti Amerika Serikat (AS), Bulgaria,
Australia, Afrika selatan, Cina, Malaysia, Vietnam, Mongolia, Thailand,
Filipina, Taiwan, Hongkong, Makau, dan Indonesia. Jumlah tim yang mengikuti
PMWC pada tahun ke-20 ini ada 37 tim. Lomba ini dilaksanakan di Hong Kong
pada 16 hingga 20 juli 2017.
Indonesia diwakili tim yang
berasal dari Bogor yang merupakan binaan dari Klinik Pendidikan MIPA. Ketua
dari Tim Indonesia adalah Raden Ridwan Hasan Saputra dan Wakil Ketuanya
Andriana Hasan. Satu tim terdiri dari empat orang siswa yakni Luthfi Bima Putra
siswa MIN 09 Petukangan Jakarta, Aditya Ilham Khairullah Seger dari SDI Al
Azhar 13 Rawamangun Jakarta, Haidar Prayata Wirasana dari SDI Al Azhar 12
Cikarang, dan Axel Giovanni Hartanto dari SD Pangudi Luhur Santo Timotius
Surakarta.
Axel mengatakan soal pada
lomba ini sulit dan pesaingnya hebat-hebat. "Sehingga walaupun saya
mendapat nilai yang kategorinya bagus, saya hanya mendapat perunggu. Beruntung
tim Indonesia masih menduduki juara tiga di lomba ini," ujarnya dalam
keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (19/7).
Selain kompetisi yang berat,
persiapan pelatihan juga dinilainya belum maksimal. Pasalnya, tim ini hanya
dilatih sebanyak dua tahap dan masing-masing tahap selama sepekan.
"Seharusnya pelatihan persiapan untuk lomba sekelas PMWC butuh waktu satu
bulan, meskipun waktu pelatihan yang diberikan kurang maka baru ini yang bisa
kami kontribusikan untuk bangsa dan negara," kata dia.
Ridwan menyebut, ada peraturan baru dalam Olimpiade Sains Nasional yang dibuat oleh pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud. Isinya yaitu melarang anak-anak yang pernah ikut lomba internasional untuk mengikuti OSN. Padahal, kata dia, lomba-lomba internasional yang ada saat ini tidak semuanya untuk bertanding uji kepintaran tetapi ada juga lomba internasional yang sekadar uji coba atau latihan bagi para pesertanya.
Menurut dia, peraturan yang dibuat sangat tidak bijaksana karena akan menghambat semangat anak-anak pintar untuk lebih mengembangkan diri di bidang matematika. Hal ini dikhawatirkan membuat anak-anak Indonesia yang berprestasi di bidang matematika untuk level dunia tidak termaksimalkan jumlahnya. "Semoga momentum lomba hasil PMWC bisa menjadi bahan evaluasi untuk Direktorat Pembinaan SD Kemendikbud," ujarnya.
Ridwan menyebut, ada peraturan baru dalam Olimpiade Sains Nasional yang dibuat oleh pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud. Isinya yaitu melarang anak-anak yang pernah ikut lomba internasional untuk mengikuti OSN. Padahal, kata dia, lomba-lomba internasional yang ada saat ini tidak semuanya untuk bertanding uji kepintaran tetapi ada juga lomba internasional yang sekadar uji coba atau latihan bagi para pesertanya.
Menurut dia, peraturan yang dibuat sangat tidak bijaksana karena akan menghambat semangat anak-anak pintar untuk lebih mengembangkan diri di bidang matematika. Hal ini dikhawatirkan membuat anak-anak Indonesia yang berprestasi di bidang matematika untuk level dunia tidak termaksimalkan jumlahnya. "Semoga momentum lomba hasil PMWC bisa menjadi bahan evaluasi untuk Direktorat Pembinaan SD Kemendikbud," ujarnya.
No comments:
Post a Comment