Annisa Riany
KP adalah siswa SMAN 1 Padang yang akrab dipanggil Nisa meraih nilai ujian
nasional (UN) 2016 tertinggi kelompok jurusan Ilmu Pengetahuan Alam(IPA)
se-Sumbar. “Awalnya sempat kaget dan nggak percaya. Terlebih, kunci soal banyak
yang beredar di sekolah-sekolah lain sehingga sempat membuat konsentrasi terganggu,”
aku Nisa kepada Padang Ekspres di taman sekolah yang megah tersebut.
Dia
meraih total nilai UN 535 (rata-rata 89,16) untuk enam mata pelajaran yang
diujikan itu. Memang, lanjutnya, sejak awal bertekad meraih nilai terbaik dalam
UN. Makanya, jauh-jauh hari sebelum UN, dia sudah belajar keras dengan
mengurangi waktu bermain. Semua itu diiringi dengan doa.
“Saya
angkatan terakhir kelas CI (kelas akselerasi, red) di SMAN 1 Padang,” katanya.
Lewat kelas ini, dia bisa menghemat waktu setahun dalam menempuh pendidikan di
SMA (dua tahun tamat. Selama lima semester di kelas CI Nisa selalu ranking
satu).
Diakui
langganan juara kelas sejak SD dan SMP itu, belajar sudah menjadi kebutuhan
sejak kecil. “Semua ini nggak lepas dari didikan kedua orangtua saya,” aku Nisa
yang tinggal di Belanti Barat, Padang.
Soal
strategi belajar di rumah, putri Erisnal yang sehari-hari PNS di Biro
Perekonomian Setprov Sumbar ini, menerapkan pola istirahat 30 menit setelah 1
jam belajar dan seterusnya. ”Waktu istirahat diisi dengan nonton televisi dan
membaca komik,” katanya.
Nisa
terbiasa belajar sampai pukul 02.00. Tiga jam kemudian (pukul 05.00), Nisa
bangun menunaikan Shalat Subuh. ”Alhamdulillah saya tidak pernah ngantuk selama
belajar di sekolah. Kebiasaan ini sudah ditanamkan orangtua sejak SMP,”
ujarnya.
Nisa
pulang sekolah sekitar pukul 15.30. Sebelum pulang, Nisa Shalat Ashar
berjamaah di mushala sekolah, dan dilanjutkan baca Alquran. Selepas itu, dia
pulang atau mengikuti les.
Lantaran
padatnya aktivitas belajar, Nisa terbiasa makan di tempat les atau bimbingan
belajar. ”Supaya nggak suntuk, kadang mama mengajak refreshing ke mal, pantai,
atau wisata kuliner,” kata Nisa yang mengaku lebih dekat dengan mamanya itu.
Nisa
mengaku asupan gizi menentukan agar tetap fokus belajar. Makanya, orangtuanya
sangat memperhatikan kandungan nutrisi. “Kalau nggak bergizi, bawaannya ngantuk
dan malas,” terangnya.
Tak
melulu belajar, anak tunggal ini rajin Shalat Dhuha dan Tahajud. ”Bagaimana pun
ikhtiar harus dibarengi doa,” kata dara kelahiran 13 Agustus 1999 itu.
Menurut
rencana, Nisa ingin melanjutkan pendidikan ke ITB. Dia memilih Jurusan Arsitek.
”Saya sejak kecil suka menggambar dan melihat-lihat bagunan bagus,” ucapnya.
Guna menggapai cita-cita ini, Nisa tengah giat-giatnya belajar di salah satu
lembaga kursus di Padang.
Antina
Makami, 50, ibunda Anisa mengamini cerita anaknya itu. Selain kerap mengajak
anaknya refreshing, dia selalu mengantar anaknya ke sekolah.
Sebagai
orangtua, dia memanjakan anaknya sesuai tempatnya. ”Jika anak salah, kita
sebagai orangtua wajib menegur, melarang, mengarahkan dan memberi solusi. Bila
sudah begitu, dia bisa mengerti dan tidak mengulanginya lagi,” katanya.
“Nisa
terbuka kepada saya. Dari hal-hal sepele sampai masalah muda-mudi. Namun, saya
menekankan kepada dia jangan berpacaran, lebih baik fokus belajar,” terang
perempuan asal Maninjau ini.
Antina
percaya bahwa mutu lulusan bergantung kualitas para pengajar. Guru yang baik
bakal menghasilkan siswa baik pula.
”Jadi,
saya mengucapkan terima kasih kepada semua guru-guru di SMA 1 Padang yang telah
membimbing anak saya,” terangnya.
No comments:
Post a Comment