Tiga siswa kelas VI
SD Muhammadiyah 4 Surabaya, yaitu Firman Fathoni, Alwansyah Muhammad, dan Gatra
Reyhansyah telah menjuarai "Robo Cup Open Singapore 2016" pada 2
April 2016.
Salah satu siswa SD
Muhammadiyah 4 Surabaya, Firman Fathoni, mengatakan dalam kompetisi di
Singapura itu bukan tanpa kendala, karena tantangan yang paling sulit bagaimana
robot hasil karya mereka harus melintasi jembatan serta victim (bola yang
diumpamakan sebagai korban bencana).
"Itu (prestasi)
dari hasil karya berupa robot tracker yang dikembangkan menjadi robot rescue.
Untuk bisa menang dalam Robo Cup Open Singapore 2016, kami bertiga harus
menyisihkan tim dari Tiongkok, Korea, Singapura, Malaysia dan lainnya. Tiongkok
yang paling berat," katanya.
Penanggung Jawab
Robotika SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Endy Setyawan, menuturkan ketika
pertarungan robot melawan Tiongkok ada tiga babak. Pada babak pertama, Tiongkok
mendapat nilai 240, sedangkan tim SD Muhammadiyah 4 Surabaya masih mendapat
nilai 218.
"Kemudian pada
babak keuda, Tiongkok kembali unggul dengan 250 poin, dan kami malah turun
menjadi 118. Akhirnya pada babak ketiga, Tiongkok mendapat nilai 240 dan tim
kami mendapat nilai 280, menjadi nilai tertinggi dari tiga babak
tersebut," kata Endy.
Penilaian tersebut
dilakukan pada beberapa aspek, di antaranya kemampuan melewati garis hitam,
melalui jembatan, melewati halangan dan mengambil tiga bola.
Dalam kompetisi
tersebut semua dilakukan para siswa, sebab guru pendamping dilarang masuk,
sehingga mulai merakit sampai memprogram robot junior rescue ini semua
dilakukan peserta.
"Anak anak harus
bisa memprogram bagaimana jika robot harus melalui garis lurus, kemudian garis
putus-putus, melewati halangan, kemudian kembali pada garis semula, hingga
menemukan bola, semua itu membutuhkan program berbeda," jelasnya.
Untuk menjuarai
kompetisi internasional bertempat di gedung Science Center Singapura tersebut,
tim yang terdiri tiga anak ini melakukan persiapan selama tiga pekan.
"Hampir setiap
hari mereka harus berlatih, memprogram sehingga benar-benar bisa," katanya
ketika mendampingi Kepala SD Muhammadiyah 4, Surabaya Edi Susanto.
Dalam kesempatan itu,
Edi Susanto mengapresiasi prestasi muridnya itu. "Perlawanan mereka ini
luar biasa hingga akhirnya dapat mengalahkan negara-negara maju yang jika
dilihat dari segi kemampuan menguasai, namun justru dapat dikalahkan,"
katanya.
Keberhasilan anak
didiknya ini adalah kebanggaan tersendiri, sebab mereka adalah anak anak yang
masih minim pengalaman, namun sudah mampu menyisihkan peserta lain dari
berbagai negara, termasuk Tiongkok dan tuan rumah Singapura.
"Ini baru tahap
awal, nanti persaingan akan semakin berat, sebab harus bertarung pada kompetisi
robotic tingkat dunia. Mereka akan dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi
Robotik tingkat dunia di Jerman pada Juni mendatang," tandasnya.
Dalam bidang lain,
Cheerleader SMP Negeri 1 Surabaya, yakni OASIS meraih dua medali perunggu dalam
Asia Invitational Chearleading Championship (AICC) 2016 yang diikuti 75 tim di
Singapura pada 2-3 April 2016.
No comments:
Post a Comment