Membanggakan, anak bangsa
kembali meraih prestasi gemilang pada ajang olimpiade tingkat Internasional.
Kali ini pada ajang olimpiade internasional kebumian atau International Earth
Science Olympiad (IESO) yang diadakan di Pocos de Caldas, Brazil, pada tanggal
13 s.d. 20 September 2015, Indonesia berhasil meraih juara umum ke-3, dengan
perolehan satu medali emas, dua medali perak, dan satu medali perunggu.
“Ini prestasi yang sangat
membanggakan sekali, dan ini sangat luar biasa dengan dibuktikan putra bangsa
meraih medali emas pada ajang olimpiade bergengsi di Brazil,” tutur Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) Purwadi Sutanto saat menjemput para
peraih medali tersebut, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Selasa
(22/09/2015).
Para peraih juara tersebut
adalah Abdel Hafiz dari SMA Negeri 1 Padang Sumatera Barat meraih medali emas,
Jason Hartanto dari SMA Negeri 1 Sidoarjo Jawa Timur meraih medali perak, Nanda
Adi Kurniawan dari SMA Negeri 3 Malang Jawa Timur meraih medali perak, dan Ryan
Setyabudi dari SMA Negeri 2 Purwokerto Jawa Tengah meraih medali perunggu.
“Para peraih juara ini akan mendapatkan apresiasi dari pemerintah dalam bentuk
beasiswa. Peraih emas akan mendapatkan beasiswa sampai dengan S3, peraih perak
akan mendapatkan beasiswa sampai dengan S2, dan peraih perunggu akan
mendapatkan beasiswa sampai S1,” jelas Purwadi.
Pada olimpiade ini peserta
mengikuti tes teori dan praktek. Tes teori dilakukan tanpa pengelompokan soal
berdasarkan bidang, tetapi dicampur secara acak dengan total soal sebanyak 67.
Soal ujian tersebut meliputi bidang Geologi dan Geofisika, Meteorologi. Oceanografi
dan Hidrologi serta Astronomi. Pengelompokkan soal per bidang dilakukan pada
tes praktek, yangterbagi atas 5 kelompok yakni tes hidrologi, meteorologi,
geofisika, geologi dan astronomi.
Selain lomba utama tersebut,
IESO juga menyelenggarakan lomba kelompok yang dibagi atas 12 kelompok,
masing-masing beranggotakan siswa dari beberapa negara. Setiap kelompok diminta
untuk menyelesaikan dua macam lomba, yaitu International Team Field
Investigation (ITFI) dan Earth Science Project (ESP). Pada lomba ITFI, siswa
Indonesia mendapatkan tugas dengan topik “Pedro Balao” atau Batu Balon yang
bentuknya istimewa. Para siswa harus menjelaskan sejarah geologi pembentukan
batuan tersebut.
Sedangkan dalam lomba ESP,
seluruh tim mendapatkan tugas untuk membahas mengenai fenomena El Nino yang
sedang berlangsung di lautan Pasifik Timur bagian ekuatorial yang dampaknya
sangat terasa di berbagai belahan bumi, termasuk Indonesia. Para peserta
diminta untuk mencari penjelasan ilmiah mengenai fenomena ini dan pengaruhnya
terhadap cuaca dan iklim di Brazil.
Penyelenggaraan IESO ke-10
tahun 2016 akan diselenggarakan di Prefektur Mie, Jepang bagian tengah. “Target
ke depan Insya Allah bekerja sama dengan seluruh komponen baik perguruan
tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan para peduli pendidikan lainnya,
Indonesia akan meraih medali emas lebih banyak lagi,” harap Purwadi. (Seno
Hartono)
No comments:
Post a Comment